Peristiwa Daerah

Mau Tahu Apa Saja yang Akan Dibangun di Ijen?

Selasa, 27 Juni 2017 - 21:41 | 60.25k
Menpar Arief Yahya (tengah) didampingi Bupati Anas dan Wabup Yusuf di acara Diaspora Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (27/6/2017). (Foto : Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Menpar Arief Yahya (tengah) didampingi Bupati Anas dan Wabup Yusuf di acara Diaspora Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (27/6/2017). (Foto : Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rencana pembangunan pariwisata di puncak Kawah Ijen tidak hanya berupa gondola (kereta gantung atau atau cable car, red) saja, melainkan beberapa bangunan pendukung kenyamanan wisatawan. 

Rencananya, mega proyek bernama ‘Ijen Blue Fire Resort’ ini juga akan dibangun areal perkemahan, dormitory, hotel bintang 2, hotel bintang 4, visitor center atau lobby, food court, area parkir, villa, rumah pohon dan fasilitas penunjang lain. 

Proyek yang senilai Rp 400 miliar ini, sedang menunggu keluarnya izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar Taman Wisata Alam (TWA) Puncak Ijen diperluas menjadi 250 hektar dari sebelumnya hanya 92 hektare.

Hal ini disampaikan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) David Makes dalam acara Diaspora Banyuwangi yang digelar di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (27/6/2017).

“Jadi nanti di area Paltuding Ijen kita bangun dua hotel, camping ground untuk yang muda-muda, villa, tree house dan lain-lain. Dengan dana yang ada kita akan adakan kegiatan konservasi hutan dan pendidikan kepada masyarakat juga,” kata David di depan 1.500-an perantauan yang kini sedang pulang kampung ke Banyuwangi.

Kemenpar juga membeberkan, tak hanya Banyuwangi yang terkait dalam proyek ini melainkan juga kawasan Bondowoso, Situbondo dengan Taman Nasional (TN) Baluran dan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.

Selain itu masuk dalam integrasi program, Banyuwangi wilayah selatan dan barat dengan ragam obyek wisata pantai yang menarik.

“Dan tidak hanya cable car, nanti kita kombinasikan juga dengan funicular (kereta tebing dengan rel menanjak, red) untuk antarkan wisatawan sampai danau kawah di bawah. Jadi ada 5 stasiun, stasiun satu, dua dan tiga menggunakan cable car, sedangkan stasiun empat dan lima menggunakan funicular,” tutur David.

Rencananya perjalanan wisatawan dari Paltuding ke Kawah Api Biru Ijen melewati 5 stasiun, yang mana stasiun terakhir berada di area bawah kawah dekat danau cairan sulfur.


Disamping itu, dari geological meeting yang telah dilakukan, tanah di area stasiun 1, 2, 3 dan 4 dinyatakan aman, namun tanah di stasiun 5 di area tengah kawah masih dalam uji coba keamanan.

“Ini bukan main-main, kita uji berbagai jenis metal dengan ditanam di area kawah selama 2 bulan, mana yang terlihat keropos dan mana yang tahan. Karena tingkat keasaman Kawah Ijen yang tinggi. Selain itu kereta gantung ini kita bangun untuk dioperasikan selama 50 tahun,” kata David lagi.

Menurutnya, kereta gantung yang akan dibuat rencananya mampu menampung 8 orang duduk atau 10 orang berdiri dengan melipat atau menggeser kursi kereta dan mampu antar wisatawan ke kawah dalam 15 menit. 

Tak hanya itu, kereta gantung juga akan dilengkapi sensor kerusakan dan terkoneksi dengan jaringan fiber optic, sehingga berbagai kerusakan dan penurunan fungsi dapat diketahui secara langsung.

Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga hadir, menyatakan, pihaknya menargetkan pembangunan ‘Ijen Blue Fire Resort’ dimulai pada tahun ini. 

“Kontraktornya sanggup selesaikan dalam 2 tahun. Artinya kalau pembangunan dimulai tahun ini, diharapkan tahun 2019 selesai dan tahun 2020 sudah bisa digunakan,” ucap Menpar Arief.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ardiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES