Peristiwa

Tradisi Lebaran ini Hanya Ada di Bali

Sabtu, 24 Juni 2017 - 09:15 | 213.83k
Tradisi Ngejot Bali. (Foto: Toliq Anshari)
Tradisi Ngejot Bali. (Foto: Toliq Anshari)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap daerah di Indonesia punya tradisi Lebaran yang sangat khas. 

Di Bali, umat Islam di sana punya tradisi khas lebaran hasil alkulturasi antara budaya Islam dan Hindu. 

Umat Islam di Bali yang tersebar di Desa Pegayaman Kabupaten Buleleng; Budakeling, Kabupaten Karangasem; Petang, Kabupaten Badung; Kepaon, Serangan, Kota Denpasar; dan Desa Loloan Kabupaten Jembrana itu sampai saat ini masih mempertahankan tradisi tersebut.

Tradisi yang sampai sekarang masih tetap lestari, baik di desa maupun perkotaan di Pulau Bali itu adalah tradisi "Ngejot" dan "Pegayaman".

Tradisi Ngejot

"Ngejot" sudah berlangsung secara turun temurun oleh umat Islam di Bali.

"Ngejot" artinya memberikan sesuatu kepada orang lain. Menjelang Idul Fitri, warga Muslim akan melakukan "ngejot" atau memberikan makanan/hidangan kepada masyarakat sekitarnya, tidak peduli apapun agamanya.

Lalu, saat Hari Raya Idul Fitri, umat muslim di Bali juga memberikan hidangan pada tetangga sekitar juga dengan tidak memandang agama yang dipeluk tetangganya.

Tradisi yang menyiratkan keindahan toleransi beragama ini sudah dilakukan sejak masa kerajaan dan hampir dapat ditemukan di sebagian besar daerah di Bali. 

Umat Hindu yang menerima pemberian "Ngejot" pada Hari Raya Idul Fitri lantas membalasnya pada hari raya Galungan, Hari Raya Besar umat Hindu yang memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (keburukan).

Tradisi "Ngejot" adalah bentuk akulturasi budaya Islam dengan budaya Bali dalam hal toleransi antarumat agama.

Tradisi "Pegayaman"

Tradisi ini dilakukan oleh warga muslim Desa Pegayaman, Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.

Tradisi ini dilakukan tiap tiga hari jelang Lebaran.  Tradisi ini merupakan gabungan antara tiga prosesi Penapean, Penyajaan, dan Penampahan. 

Prosesi dalam tradisi "Pagayaman" ini dilakukan oleh beberapa ibu-ibu di sebuah rumah warga. Sebagai urutan prosesi, biasanya tradisi ini biasanya dimulai dari Penapean (membuat tape), Penyajaan (membuat jaje uli), dan Penampahan. Namun sebenarnya, urutannya tidak baku. Bisa berubah.

Tradisi Pegayaman adalah tradisi turun temurun. Selain jaje uli, untuk jajanan lainnya saat penyajaan, biasanya juga disiapkan dodol, kariadem dan beberapa jajan lainnya, yang telah ia masak bersama keluarganya sejak kemarin.

Tradisi "Pagayaman" ini mirip dengan prosesi umat Hindu Bali dalam merayakan hari Raya Galungan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES