Peristiwa

Tradisi "Toron", Tradisi Unik Orang Madura

Sabtu, 24 Juni 2017 - 18:06 | 340.63k
ILUSTRASI. (Foto: Plat-M)
ILUSTRASI. (Foto: Plat-M)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada tiga peristiwa penting bagi warga Madura untuk melakukan tradisi "Toron". Yakni pada saat lebaran Hari Raya Idul Ftri, Hari Raya Idul Adha dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Namun, selain tiga peristiwa tersebut, tradisi "Toron" sebenarnya juga bisa dilakukan setiap saat. 

Pada saat Idul Fitri, "Toron" secara umum hampir dilakukan oleh hampir seluruh warga Madura yang merantau tanpa melihat siapa dan apa urusan mereka di tanah rantau. Hal ini sama dengan umat muslim lainnya. 

Namun pada saat Hari Raya Idul Adha, tradisi "Toron" ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah pedesaan yang masih kental kuat tradisi kekerabatannya.

Adapun "Toron" di bulan Maulid Nabi adalah momen penting bagi etnis Madura tertentu untuk melakukan tradisi Toron. Bagi sebagian orang Madura, bulan Maulud adalah bulan baik untuk selamatan acara haul kedua orang tua, leluhur atau ulama. Pada acara tersebut biasanya digandengkan dengan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

Sejatinya, budaya Toron di Madura tidak hanya sekadar budaya mudik saat Lebaran saja. Maknanya sangat luas dan dalam.

Maksud kata "Toron", yang artinya turun dalam bahasa Indonesia, juga bisa diartikan memindahkan sesuatu yang berada di atas untuk dibawa ke bawah. Artinya, bagi orang Madura yang bekerja di luar di Madura, dalam tradisi Toron dia akan membawa dan membagikan hasil dari pekerjaaanya tersebut untuk dibagikan ke keluarga, sanak dan kerabatnya di kampung.

Makna tradisi "Toron" ini lebih banyak untuk mengingat dan memperkokoh kembali sistem kekerabatan. Salah satunya caranya adalah dengan membagi kesuksesan yang didapat seseorang di rantau ke kerabatnya di kampung.

Namun ada juga cara memaknai tradisi "Toron" ini. Ada yang secara khusus bersilaturrahmi ke sanak kerabatnya untuk menyambung lagi kekerabatan. Bahkan ada yang khusus merayakan selamatan dengan mengundang seluruh kerabatnya untuk menyambung tali silaturrahmi. 

Kata "Toron" dalam makna khusus ada yang mengembangkannya menjadi "Toronan". Dalam bahasa Indonesia, turunan atau keturunan. Jadi budaya "Toron" dalam makna lain adalah upaya merawat "Toronan Kaluarga". Yakni  upaya merawat tali silaturrahmi sebuah turunan keluarga (trah).

Lewat budaya "Toron" ini, orang Madura jadi sangat dikenal dalam hal menjaga tali silaturrahmi antarkeluarga. Bahkan kini muncul banyak komunitas tertentu yang dasarnya hanya ingin menjaga keutuhan silaturrahmi sebuah silsilah keluarga atau trah keluarga tertentu.

Dalam menjaga budaya "Toron" ini secara utuh, banyak dari mereka mengandalkan hadits ini: 

"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya." 

"Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya sesama Muslim dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” 

Jadi, budaya mudik Lebaran bagi orang Madura adalah sebuah bagian dari tradisi besar "Toron" yang sudah lama ada di Madura. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES