Entertainment

Media Moverment Akan Tampilkan Film Kunci G

Rabu, 21 Juni 2017 - 18:18 | 26.82k
Sintya Dewi Suteja dan Wah Alit pemeran utama film Kunci G bersama sutradara Erikc Est saat memberikan keterangan mengenai event bertajuk Media Movement, (Foto: Khadafi/Times Indonesia)
Sintya Dewi Suteja dan Wah Alit pemeran utama film Kunci G bersama sutradara Erikc Est saat memberikan keterangan mengenai event bertajuk Media Movement, (Foto: Khadafi/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana Denpasar akan menggelar sebuah event bertajuk Media Movement yang bertempat di taman Jepun Denpasar. Pada 22 Juni 2017 nanti. 

Acara ini akan menampilkan film Kunci G yang disutradarai  sutradara kenamaan Bali, Erick Est. Film berduarasi lebih kurang 15 menit itu menceritakan sepasang suami istri, penyandang difabel yang menjalani pernikahan selama 15 tahun hingga akhirnya muncul sebuah konflik akibat keterbatasan yang mereka alami. 

Adalah Wah Alit yang memerankan Suara dan Sintya Dewi Suteja yang memerankan Nada. Dimana Suara adalah seorang pianis dengan karakter tegas dan berwibawa namun dia seorang dengan keterbatasan dalam pendengaran. Sedangkan Suara adalah seorang guru musik yang buta dan dalam film tersebut juga akan dijelasan bagaimana awal mula pertemuan keduanya.

Sintya Dewi Suteja mengatakan saat sesi jumpa pers, dirinya cukup banyak mendapatkan pengalaman baru dalam penggarapan film Kunci G tersebut.

“Ketika melakukan syuting, saya benar-benar merasakan hal baru, terlebih peran saya disini adalah seseorang yang buta, mata saya ditutup dan benar-benar pengalaman baru bagi saya”, ucapnya kpada awak media. Rabu (21/06/2017) di Denpasar 

Senada dengan Sintya, Wah Alit yang memerankan Suara juga mengatakan dirinya mendapat cukup banyak pengalam baru dalam dalam film tersebut.

Tidak hanya melibatkan Erick Est, Media Movement juga melibatkan Erik Sondhy dari Vaha Band, dalam penggarapan sountrack dari film tersebut.

Najma Ayu Selaku Project Director Media Movement menjelaskan bahwa event tersebut digelar guna menyampaikan kepada masyarakat umum, jika keterbatasan indra bukanlah sebuah penghalang dalam menyampaikan sebuah pesan. 

“Yang ingin kami sampaikan disini adalah dengan memanfaatkan berbagai media adalah bentuk sara untuk menyampaikan pesan kepada teman-teman penyandang difabel”. Ungkapnya.

Erick Est juga menambahkan, dari film ini menceritakan bagaimana musik itu bisa menyatukan dua insan dengan keterbatasan yang mereka miliki hingga 15 tahun dan dengan akhir yang cukup seru.
Dalam event yang bertajuk Deliver the Message tersebut juga akan ada bioskop berbisik, festival Media yang menampilkan Buku Braille. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES