Kuliner

Teh Beras Merah Jatiluwih Menjadi Favorit Wisatawan Asing

Selasa, 20 Juni 2017 - 17:14 | 233.67k
Ibu Krisna wanita asal Jatiluwih yang juga sebagai petani, dan sekaligus memproduksi teh beras merah. Selasa (20/06/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)
Ibu Krisna wanita asal Jatiluwih yang juga sebagai petani, dan sekaligus memproduksi teh beras merah. Selasa (20/06/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Desa Wisata Jatiluwih Kecamatan Penebel. Kabupaten Tabanan. Merupakan salah satu daerah persawahan di Bali. 

Persawahan yang dibetuk berteras atau berundak-undak menawarkan panorama alam yang indah bagi wisatawan lokal maupun asing. Selain menjadi daya tarik wisata, Jatiluwih juga penghasil komoditas pangan padi beras merah. 

Sekitar 303 hektare persawahan di Jatiluwih. Pada umumnya para petani menanam padi beras merah, dan ternyata menjadi produsen utama beras merah, bahkan produknya telah menembus ke pasar internasional.

Teh-Beras-Merah-Jatiluwih-2wm95k.jpg

Hal yang menarik padi beras merah Jatiluwih selain bisa diolah sebagi tepung, warga Jatiluwih membuatnya untuk dijadikan teh beras merah. Minuman yang  cukup diminati oleh wisatawan asing maupun lokal yang berkunjung.

Krisna (46), wanita asal Jatiluwih yang juga sebagai petani, dan sekaligus memproduksi teh beras merah mengatakan. Bahwa teh merah olahan warga Jatiluwih adalah warisan para leluhur sejak dulu. 

"Kalau teh beras merah sudah di wariskan para leluhur dari generasi ke generasi. Jika ada tamu kesini. Kita selalu menawarkannya, ternyata mereka suka. Kalau tamu asing malah suka, teh beras merah itu dicampur dengan jahe, atau daun pandan harum," ucapnya. Selasa (20/06/2017).

Krisna juga menceritakan proses panjang untuk membuat teh beras merah. Setelah padi di panen, lalu disimpan dalam lumbung selama 6 bulan.

Ketika padi pecah kulit kemudian di sangrai dan jadi beras. Setelah proses itu dilalui. Teh beras merah dibuat dengan cara memasukkan air mendidih ke beras merah yang sudah disiapkan di dalam cangkir atau tempat minum lainnya.

Begitu beras merah disiram dengan air mendidih, maka warna air dicangkir pun segera berubah kemerahan. Warnanya persis teh.

"Satu sendok itu untuk ukuran satu gelas, dan harum teh khas beras merah itu terasa, dan rasanya juga gurih.Tetapi kalau warna merahnya agar lebih sempurna dan rasanya lebih gurih, biasanya lebih lama di simpan dalam lumbung. Kalau bisa sampai satu tahun," imbuhnya.

Menurut Krisna, warna merah dari teh beras merah, adalah warna alami yang keluar dari beras. Karena semakin lama direndam, semakin mengeluarkan warna merah. Selain itu teh beras merah, berkhasiat untuk kesehatan. 

"Teh beras merah untuk antioksidan, memperkuat stamina, melancarkan peredaran darah, dan memperbaiki pencernaan. Bisa juga sebagai pengganti kopi bagi yang terkena diabetes, karena tehnya renda gula. Kalau warga disini meminumnya karena alasan kesehatan saja," jelasnya.

Untuk teh beras merah. Krisna menjualnya dengan bentuk kemasan, dengan harga yang murah meriah. Rp 20 ribu perbungkus berat isinya 200 gram.

"Kalau di warung yang biasanya juga banyak para wisatawan datang untuk menikmati teh beras merah. Saya jual per gelas Rp 15 ribu, untuk tamu lokal dan Rp 20 ribu untuk tamu asing. Dalam sehari saya bisa menjual sampai 50 gelas, banyak tamu asing yang suka," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES