Peristiwa

Eyang Moersia, Pendiri Koperasi Wanita di Indonesia Tutup Usia

Senin, 19 Juni 2017 - 11:30 | 145.64k
Eyang syafril dengan Isminarti Perwirani Tarigan mantam Ketua SBW yg juga murid idiologis almarhumah. (Foto: Istimewa)
Eyang syafril dengan Isminarti Perwirani Tarigan mantam Ketua SBW yg juga murid idiologis almarhumah. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Eyang Moersia Zaafril Ilyas, pendiri Koperasi Setia Budi Wanita (SBW), tutup usia, Senin (19/6/2017). Perempuan kelahiran Pamekasan, itu lahir 5 Januari 1925. Ia wafat di usia 92 tahun. Jenazah akan dimakamkan pada pukul 13.00 WIB di Kota Malang.

Diketahui, sosok perempuan yang akrab disapa "Iya" atau "Moer" itu adalah anak didik dari Sutan Sjahrir, pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI).
 Eyang "Moer" tak akan terlupakan oleh sejarah sebagai pendiri koperasi wanita pertama dan yang terbesar di Indonesia.

Koperasi yang dirintisnya itu adalah menerapkan sistem tanggung renteng, yang konon diadopsi Muhammad Yunus, peraih Nobel ekonomi dengan Grameen Bank di Banglades.

 Koperasi SBW dirintisnya pada tahun 1954, saat itu masih berupa arisan ibu-ibu.

Eyang Moer tinggal di Jalan Tenis 12, depan lapangan luar Stadion Gajayana, Kota Malang. semasa masih muda, Eyang Moer, tak jarang juga ikut dalam rapat-rapat gelap menghadapi pendudukan Jepang di Surabaya dan pendudukan Belanda di Bondowoso tahun 1947.

Bahkan, dikisahkan, Eyang Moer pernah mendekam di penjara Kalisosok, Surabaya, karena dituduh ekstremis. Atas provokasi PKI, tahun 1964, Moersia dijebloskan ke penjara Bukit Duri, Jakarta. Ia dituding terlibat "Gerakan Anti-Soekarno". 

Ketegaran jiwa dan kesabaran perempuan berdarah madura itu sangat terlihat jika menghadapi masalah. Ia selalu mengatakan "Yang benar dan yang salah akan kelihatan".

Koperasi yag dirintisnya memang sempat terganyang di masa berkuasanya PKI, tahun 1964. Namun, puncak kejayaan Koperasi SBW terjadi pada 1977-1980. Saat itu, sampai berhasil menghimpun 5.000 anggota. 

Dimulai dari modal uang arisan anggota, koperasi yang pernah menerima penghargaan Menteri Koperasi Bustanil Arifin itu mendapat kepercayaan dari Bank Indonesia. Pada tahun 1978, SBW mendapat suntikan modal Rp 500 juta dari Bank Indonesia.

Koperasi SBW menerapkan sistem tanggung renteng. Dengan sistem ini terjadi pemerataan tanggung jawab bagi semua atau sebagian anggota koperasi atas pinjaman anggota. Anggotanya meliputi golongan menengah ke bawah.

Mengenal sosok Eyang Moer, oleh orangtua dan kedelapan saudaranya, Moersia, si anak keempat, dipanggil "Iya". Tetapi, suami dan teman-temannya, lebih suka memanggilnya "Moer".(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES