Peristiwa Daerah

Menpar: Banyuwangi Tak Ada Pilihan Selain Pariwisata

Sabtu, 17 Juni 2017 - 09:37 | 28.73k
Menpar Arief Yahya dan Bupati Anas di Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto Ahmad Suudi/TIMESIndonesia)
Menpar Arief Yahya dan Bupati Anas di Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto Ahmad Suudi/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Banyuwangi tidak punya banyak pilihan dalam mengembangkan ekonomi, hanya pariwisata yang bisa diambil.

Arief menjelaskan bila ada perpindahan orang, maka ada perpindahan uang.

Pertanyaan selanjutnya siapa yang harus didatangkan untuk mendapatkan uang? Jawabnya wisatawan, pedagang dan investor. Maka cara mendatangkan orang untuk kebutuhan perekonomian adalah dengan mengembangkan pariwisata, perdagangan dan investasi dimana dikatakannya Banyuwangi hanya bisa memilih pariwisata.

Hal itu disampaikannya dalam pidato peluncuran penerbangan langsung Banyuwangi-Jakarta oleh maskapai penerbangan Nam Air yang merupakan member Sriwijaya Air Group, di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, hari ini, Jumat (16/6/2017).

"Bali yang begitu terkenal memilih pariwisata, maka trade dan investment berkembang. Singapura memilih mengembangkan trade, hingga kemudian bank-bank investasi berada di sana disertai kemajuan tourism. Pertanyaannya, Banyuwangi pilih yang mana?," kata Arief di podium.

Arief mengatakan Banyuwangi, Indonesia dan seluruh negara di dunia terlalu sulit mengungguli manufaktur atau pabrikan China untuk memenangkan trade atau perdagangan.

Karena itu, hanya pariwisata peluang Banyuwangi untuk bisa mengembangkan investasi dan perdagangan sehingga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan per kapita, mendatangkan devisa dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

"Target tidak usah besar, hingga 2019, targetkan 100 ribu wisatawan mancanegara yang minimal akan mendatangkan USD 100 juta atau Rp 1,3 triliun. Dengan penerbangan langsung ke Jakarta, target ini mudah tercapai. Kemudian wisatawan nasional bila ada 100 ribu, uang akan masuk lagi Rp 1,5 triliun," kata Arief lagi.

Dikatakannya lagi bahwa penerbangan langsung Banyuwangi-Jakarta merupakan lompatan penting bagi pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dari sektor pariwisata.

Orang-orang di ibu kota negara itu memiliki purchasing power atau daya belanja yang tinggi. Maka dipastikannya wisatawan dari Jakarta akan semakin menggairahkan perekonomian Banyuwangi.

"Kemudian strategi kita untuk Lombok dan Banyuwangi adalah endorse ke Bali. Bila ada yang marah ke saya tidak apa-apa, tapi suka tidak suka nyatanya Bali jauh lebih dikenal, dari daerah lain, bahkan dari negara kita sendiri. Kalau nanti mau berdiri sendiri tidak masalah, menciptakan brand wisata yang dikenal internasional, tapi kita endorse dulu ke Bali," pungkas Arief. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES