Ekonomi

Program Lele Bioflok Masuk Pesantren, Apa Itu?

Jumat, 16 Juni 2017 - 00:04 | 36.12k
Kolam pembudidayaan lele dengan sistem bioflok. (Foto: istimewa)
Kolam pembudidayaan lele dengan sistem bioflok. (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera realisasikan program dukungan usaha budidaya lele sistem bioflok, untuk 73 pondok pesantren yang tersebar di 15 provinsi.

Program ini ditargetkan akan menyasar pemberdayaan terhadap sekitar 78.500 orang santri atau siswa.

Berdasarkan rilis dari KKP, hingga saat ini proses identifikasi, verifikasi, dan penetapan calon penerima program telah selesai dilaksanakan. Targetnya, akhir bulan Juni telah terealisasi secara serentak.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, ada dua alasan penting pihaknya lebih banyak mengalokasikan program ini pada pondok pesantren.

Pertama, pesantren sebagai lembaga non formal merupakan lingkungan yang efektif untuk  pembelajaran pengembangan usaha, sehingga pengenalan usaha lele bioflok ini diharapkan akan mampu mewujudkan pemberdayaan umat dan menjadi ladang dalam mencetak wirausahawan baru.

Kedua, pemerintah memiliki tanggunjawab moral untuk meningkatkan kualitas SDM di lingkungan pesantren melalui penyediaan dan peningkatan gizi berbasis ikan.

"Kami ingin kualitas SDM para santri ini meningkat dengan membiasakan mengonsumsi ikan," katanya.

Saat ini, tingkat konsumsi ikan di lingkungan pesantren hanya sekitar 9 kg per kapita per tahun.

"Melalui program ini paling tidak ada peningkatan menjadi 15 kg per kapita per tahun," ucapnya.

Budidaya sistem bioflok ini produktivitas bisa ditingkatkan sampai tiga kali lipat dibanding sistem konvensional.

Slamet menggambarkan dengan asumsi per paket bantuan sebanyak 12 kolam bulat dengan diameter 3 meter, maka dapat hasil produksi yang dihasilkan setidaknya sebanyak 12,15 ton per tahun dengan nilai pendapatan mencapai Rp 182 juta.

Pembudidaya akan mendapatkan nilai tambah keuntungan rata-rata sebesar Rp 3.900 per kilogram. Selain itu dari kualitas produk, diakui konsumen bahwa daging lele hasil budidaya dengan sistem ini memiliki citarasa yang lebih enak dan warna daging lebih putih," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES