Upgrading Kepengurusan UKM Seni Tari Sekar Langit Unisma

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Upgrading Kepengurusan merupakan kegiatan peningkatan mutu pengurus agar lebih meningkatkan pemahaman tentang organisasi dan sistem kepengurusan. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu (3/5/2017) merupakan kegiatan kedua yang telah diselenggarakan oleh UKM Seni Tari “Melati Sekar Langit” Unisma. 

Acara ini diikuti oleh seluruh pengurus dari setiap divisi dan juga pengawas. Bahkan Ir. Badat Muwakhid., MP, selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Publikasi, dan Keagamaan turut hadir sebagai bentuk apresiasinya. Ia memberikan sekilas pemaparan mengenai dunia seni tari yang tetap memegang teguh nilai-nilai ke Unismaan.

“Anak muda adalah orang yang memiliki banyak mimpi, dan selalu berkeinginan agar bisa menonjolkan kemampuannya kepada orang lain. Namun, dalam mengambil sebuah tindakan tetaplah harus mempertimbangkan baik dan buruknya,” kata Barat.

Melalui pesan tersebut tersirat angan-angan bahwa dalam berorganisasi ciptakanlah sebuah prestasi dan laksanakan program kerja dengan sebaik-baiknya.

Kemudian, hadir pula pemateri dari dewan penasehat UKM Seni Tari “Melati Sekar Langit” Muhammad Syafi’I As’ad, S.Si., M.Si, yang telah memberikan pengetahuan tentang keorganisasian.

Materi yang disampaikan diantaranya adalah tentang mengapa harus ikut organisasi di kampus, struktur organisasi, pembuatan surat, dan lain sebagainya. Ia memberikan banyak inspirasi bagi para pengurus melihat background keikutsertaan beliau dalam mengikuti organisasi intra kampus yang memberikan dampak yang sangat positif bagi mahasiswa.

“Jadikan organisasi adalah tempat yang berkesan. Organisasi adalah tempat calon pemimpin,” ujar Mas Syafi’I, sapaan akrab pengurus kepada beliau.

Pada sesi pengakraban yang disampaikan oleh Meilda Lestari yang menyampaikan tentang sejarah terbentuknya UKM Seni Tari “Melati Sekar Langit” dan pengenalan, para pengurus secara bergantian menyampaikan alasan mereka dalam mengikuti organisasi ini.

Sepenggal kisah yang menginspirasi adalah kisah dari Saniman, yang pada saat itu Ketua Pelaksana acara. Dia mengatakan bahwa tari adalah kesenian yang harus dipelajari sejak sekolah dasar. Tidak heran jika semua anak-anak di Aceh baik perempuan dan laki-laki pandai menari dan sering mengikuti ajang-ajang perlombaan baik tingkat daerah maupun nasional. 

Pengurus-pengurus yang lain pun menceritakan kisah-kisah seru mereka. “Impian setiap penari adalah menari di atas panggung. Aku juga penari. Jadi aku juga memiliki impian itu,“ kata salah satu pengurus Ilana Tan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement