Kuliner

'Geseng Bangsong', Kuliner Entok Langka dari Banyuwangi

Kamis, 15 Juni 2017 - 02:29 | 361.96k
Geseng Basong, kuliner langka yang hanya ada di Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Ahmad Suudi/TIMESIndonesia)
Geseng Basong, kuliner langka yang hanya ada di Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Ahmad Suudi/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyuwangi tak pernah kehabisan ragam kuliner, baik kuliner kuno, modern hingga yang langka karena hanya muncul pada hari-hari tertentu.

Misalnya, Geseng Bangsong, makanan khas Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, yang menyulap daging entok menjadi makanan lezat dengan campuran bahan unik.

Bahannya selain daging entok yang telah dipotong dan dibersihkan, dibutuhkan juga bumbu-bumbuan yang tidak sulit ditemukan, yakni cabai rawit, cabai besar, kunyit, kemiri, terasi, gula pasir, garam dan minyak goreng.

Geseng-Basong-AcPF6n.jpg

Dikatakan langka karena jarang kuliner khas yang terbuat dari entok, ditambah lagi ada bahan bumbu yang tidak ditemui di masakan lain, yakni pupus daun wadung.

Pupus daun wadung yang pohonnya biasa ditemukan tumbuh liar di Dusun Wijenan Kidul. Pupus daun wadung bermanfaat mengurangi rasa amis daging entok, memberikan rasa asam dan mempercepat kematangan. Jika tidak.ada entok, daging juga boleh dari sapi ataupun ayam.

Mula-mula bumbu-bumbu dihaluskan, daun wadung dirajang dan disangrai beberapa menit, bersama daging entok yang telah dipersiapkan. Kemudian masukkan air secukupnya dan diungkep kira-kira 30 menit hingga daging empuk, akan lebih cepat jika masakan dipresto. Setelah itu, Geseng Bangsong siap dihidangkan bersama nasi putih dan sambal.

Kepala Desa Singolatren, Apandi mengatakan, Geseng Bangsong biasa disuguhkan masyarakat setempat dalam hari-hari besar Islam seperti lebaran Idul Fitri, Isro Miroj, Bulan Rajab, Maulid Nabi dan lebaran Idul Adha.

"Bagi warga sekitar ini adalah makanan mewah karena harga bahannya yang lumayan tinggi, harga satu ekor entok Rp 140 ribu, setelah dibersihkan daging yang dimasak berbobot sekitar 2 kilogram," kata Apandi, Rabu (14/6/2017).

Kuliner langka ini telah menjadi tradisi turun temurun, yang dikenalnya sejak kecil dulu. Hingga kini menu yang mengandalkan rasa asam-pedas dan aroma pupus wadung yang segar ini dilestarikan warga setempat.

"Ini adalah makanan khas Dusun Wijenan Kidul, kalau dusun atau desa lain masak rasanya sudah beda. Saat hari besar Islam, tamu-tamu yang sudah tahu pasti tanyakan 'gesengnya sudah matang'," imbuh Apandi.

Meski belum ada warung yang secara rutin menyediakan menu Geseng Bangsong, menu unik ini bisa didapat dengan memesan kepada warga setempat dengan harga Rp 200 ribu per ekor entok.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES