Pendidikan

Mahasiswa Unair Ciptakan Alat Penurun Kadar Logam Pada Kerang

Minggu, 11 Juni 2017 - 22:32 | 59.71k
Mahasiswa Unair menunjukkan sistem kerja alat PUMMACH. (Foto: Mulya Andika/TIMES Indonesia)
Mahasiswa Unair menunjukkan sistem kerja alat PUMMACH. (Foto: Mulya Andika/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil menciptakan alat untuk menurunkan kadar logam berat seperti timbal (Pb), cadmium (Cd) dan merkuri (Hg) yang biasa terdapat pada kerang.

Alat tersebut diperuntukan dan disumbangkan kepada kelompok nelayan kerang di Desa Banjar Kemuning Kecamatana Sedati, Sidoarjo, Minggu (11/6/2017).

Alat yang dinamakan PUMMACH (Depuration Mini Machine Machine) tersebut dirancang oleh 5 mahasiswa dari berbagai fakultas berbeda di Unair, kelimanya adalah Oktavia Arini Zuhriastuti (S1 Budidaya Perairan, 2014) selaku ketua; anggotanya terdiri dari Mochammad Yazid Abdul Zalalil Amin (D3 Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2014); Luqmanul Hakim (S1 Pendidikan Dokter Gigi, 2014); Ria Setiawati (S1 Pendidikan Dokter, 2014); dan Abdul Hamid (D3 Otomasi Sistem Instrumentasi, 2015).

Alat itu sengaja diciptakan setelah kelima mahasiswa bimbingan Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, MP selaku wakil dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga ini melakukan  riset atas keluhan nelayan kerang di Desa Banjar Kemuning.

Setelah kelimanya berhasil membuat alat itu, langsung diperaktekkan dan diperkenalkan kepada nelayan untuk sistem kerjanya, dengan tujuan agar kualitas kerang yang diperoleh para nelayan benar-benar tidak mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan.

"PUMMACH sudah melalui riset kami, dan hasilnya sangat memuaskan, tujuan kami buat alat ini agar kerang hasil nelayan ini bisa disuguhkan atau menjadi makanan sehat saat dikonsumsi masyarakat," kata Oktavia disela-sela memperaktekkan kerja alat PUMMACH di Balai Desa Banjar Kemuning Minggu (11/7/2017).‎

‎Lebih jauh mahasiswi berkerudung ini menjelaskan jika alat PUMMACH sistem kerjanya membutuhkan daya listrik, PUMMACH juga dirancang dari berbagai komponen seperti kotak kontainer, pompa air, sinar UV, filter air, flow meter, pipa kran dan rak kontainer. 

Cara pengoperasian alat ini juga muda,  pertama dapat dilakukan pengecekan kran untuk memastikan jalur diluar aliran tertutup rapat dan tidak ada kebocoran, selanjutnya mengisi kontainer dengan air laut yang sudah diatur salinitas dan suhunya, berikutnya menyalakan semua komponen seperti sinar UV dan filter air. 

Dan terakhir memasukkan kerang pasca panen kedalam rak kontainer.

"Jika langkah tersebut sudah dilakukan, maka proses depurasi sudah dimulai. Depurasi pada alat PUMMACH berlangsung selama 24 jam," ucapnya.

Oktavia menjelaskan, dalam kurun waktu tersebut kerang akan mengalami puasa sehingga akan melakukan proses ekskresi yang diserap melalui filter air yang berbahan dari cangkang kerang yang sudah dihancurkan kecil kecil.

"Setelah itu kerang akan mengeluarkan logam berat yang ada di dalam saluran pencernaannya, maka setelah zat itu keluar, maka kerang tersebut sehat dan layak konsumsi," paparnya.

Sementara itu menurut anggota tim lainnya, yakni Ria Setiawati, Mahasiswa jurusan Kedokteran menjelaskan jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kadar timbal (Pb) tinggi dapat menyebabkan keracunan, diare bahkan pingsan mendadak, sedangkan untuk cadmium (Cd) dapat menyebabkan kerusakan hati, paru-paru dan ginjal, dan untuk merkuri (Hg) dapat menyebabkan rusaknya jaringan kulit hingga saraf. 

"Alat ‎ini pernah kami ikutkan ajang Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan Teknologi (PKM-T) yang telah lolos seleksi pendanaan dari Kemenristekdikti tahun 2017. Dan hasilnya kerang yang sudah diproses lewat Pummach aman bagi kesehatan," jelasnya.

Sementara Mochammad Yazid kepada TIMES Indonesia memaparkan, jika kerang dapat hidup dengan cara menyerap dan menyaring makanan pada lingkungan habitatnya (filter feeder) sehingga kerang dapat mengolah dan mentransformasi setiap logam berat yang masuk kedalam tubuhnya, itu yang membuat kerang dapat bertahan hidup. Dengan PUMMACH nelayan kerang di Desa Banjar Kemuning Sedati bisa meningkatkan daya beli konsumen.

"Setelah melalui Pummach, kerang hasil nelayan Banjar Kemuning layak dijual belikan dan yang utama aman untuk kesehatan,"pungkas Mahasiswa D3 Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Unair ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES