Politik

Ini Dua Nama Sosok Pemimpin Pilihan Jaringan Muda NU Jatim

Minggu, 11 Juni 2017 - 11:23 | 83.80k
Fairouz Huda, Koordinatot Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (Jarmunu) Jawa Timur. (Grafis: TIMES Indonesia)
Fairouz Huda, Koordinatot Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (Jarmunu) Jawa Timur. (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jelang Pilgub Jatim 2018, diharapkan masyarakat mulai menentukan sosok pilihannya untuk menjadi pemimpin di Jawa Timur. Hal itu untuk melanjutkan kepemimpinan Soekarno, ataua Pakde Karwo yang sudah dua periode menjabat Gubernur Jatim.

Menurut Fairouz Huda, Koordinatot Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (Jarmunu) Jawa Timur, selama Jawa Timur dibawah kepemimpinan Pakde Karwo, dengan segala kekurangannya, sudah sangat berhasil membawa Jatim lebih baik.

"Mulai dari hal konteks pertumbuhan ekonomi, dan kondusifitas sosial-politik, Jatim sudah mampu buktikan sebagai rujukan nasional," katanya.

Maka dari itu jelas Fairouz, prestasi yang sudah dicapai, janganlah sampai tidak dijaga dan bahkan lebih dikembangkan lagi dengan program-program yang visioner, demi terwujudnya masyarakat Jatim lebih baik.

Untuk itu, keberlanjutan pembangunan Jatim katanya, harus seiring dengan keberlanjutan kapasitas kepemimpinannya. "Wajib hukumnya, Jatim miliki pemimpin yang berkapasitas, cerdas, dan ulet dalam menjawab tantangan-tantangan ke depannya," katanya.

Dengan bacaan seperti itu beber Fairouz, maka ada beberapa nama yang patut dipertimbangkan oleh partai, sekaligus masyarakat Jatim. Untuk diamanahi sebagai penerus kepemimpinan Pakde Karwo, kelak.

Pertama, dari kalangan NU ada Khofifah Indarparawansyah. Semua orang tau, bahwa sosok perempuan progresif ini adalah figur seorang pemimpin dambaan masyarakat Jatim. 

"Gaya hidupnya yang sederhana, kapasistas berfikirnya yang selalu miliki lompatan atau terobosan dalam menghadapi tantangan, integritasnya yang sangat teruji, jam terbangnya di dunia sosial-politik yang mumpuni, sekaligus cara kerjanya yang disiplin dan pekerja keras," bebernya.

Sesungguhnya kata Fairouz, masih banyak hal lain yang bisa jadi alasan kepantasannya untuk didukung menjadi Gubernur Jatim mendatang.

"Kedua, dikalangan nasionalis ada nama Mas Suhandoyo, Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Jawa Timur," aku Fairouz.

Pengalaman Suhandoyo, menjadi anggota DPRD Jawa Timur, tentu saja sebagai modal kuat dalam memahami peta permasalahan dan anggaran  di Jatim. Di dalam dirinya juga mengalir deras jiwa kaum muda yang haus akan perubahan.

"Ia berani dalam menghadapi segala tantangan. Dan egaliter dalam membangun hubungan antar generasi. Pribadi seperti inilah yang sangat dibutuhkan dalam mengawal sejarah kepemimpinan Jawa Timur ke depan," ungkapnya.

Sekali lagi ungkap Fairouz, kedua nama tersebut dinilai sangat layak untuk dijadikan sebagai pertimbangan utama partai dan masyarakat Jawa Timur, dalam menentukan pilihannya di Pilgub 2018 nanti.

"Jika terdapat diantara dua nama tersebut, maka Jaringan Muda NU akan sungguh-sungguh untuk terlibat dalam pesta demokrasi, demi terwujudnya masyarakat Jatim yang sejahtera dan berkeadilan," pungkanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES