Ekonomi

Bulog Banyuwangi Perpanjang Stabilisasi Harga Pangan

Sabtu, 10 Juni 2017 - 23:07 | 29.08k
Warga membeli kebutuhan pokok di GSP Gudang Bulog Wonosobo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Warga membeli kebutuhan pokok di GSP Gudang Bulog Wonosobo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP) yang digelar Badan Urusan Logistik (Bulog) kerjasama dengan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur selama bulan Ramadhan 1438 H ramai diserbu warga. Pelaksanannya yang sebelumnya dijadwalkan terlaksana hingga 31 Juni, diperpanjang hingga akhir Juli 2017 mendatang.

Kepala Sub Divre Bulog Banyuwangi, Raden Guna Dharma mengatakan banyak masyarakat yang memanfaatkan program ini untuk mendapatkan sembako dengan harga lebih rendah dari harga pasaran.

“Sejak hari pertama digelar, bazar kami selalu ramai dikerumuni warga yang ingin belanja sembako murah. Hingga Kamis (8/6) lalu, tercatat beras premium sudah tersalur sebanyak 11.136 kg, minyak goreng 2.259 kg, gula pasir 2.475 kg, bawang putih 379 kg, dan bawang merah 215 kg,” ungkap Awang, sapaan akrabnya, Sabtu (10/6/2017).

Sejumlah bahan pokok yang dijual selama GSP ini meliputi beras premium, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, bawang putih, hingga bawang merah.

"Semua komoditas tersebut dijual di bawah harga pasar. Seperti bawang putih dijual dengan harga Rp. 41.000/kg. Beras premium dijual Rp. 9.850 /kg, minyak goreng dijual dengan harga Rp 11.100 / liter, gula pasir Rp. 11.900 /kg, dan bawang merah Rp. 21.000 /kg," jelas dia.

Bazar tetap digelar setiap hari di tiga titik di Kecamatan Banyuwangi, yaitu di depan Gedung Juang, Pasar Blambangan dan Pasar Banyuwangi. Serta di tiga gudang Bulog yaitu gudang Singojuruh, Genteng, Srono dan keliling di beberapa kecamatan lain.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyuwangi, Ketut Kencana mengatakan perpanjangan ini dilakukan karena melihat animo masyarakat yang besar. Menurutnya, perpanjangan pelaksanaan GSP ini untuk memberikan kesempatan pada masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau dan mudah.

“Selain juga, mewaspadai terjadinya lonjakan harga sembako pasca lebaran. Ini juga upaya antisipatif pemkab untuk mencegah inflasi,” terangnya.

Dalam pelaksanannya, GSP juga melibatkan 221 Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola Bumdes. RPK sendiri merupakan sebuah warung atau semacam gerai yang menyediakan produk pangan langsung dari Bulog. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES