Pendidikan

Bekali Mahasiswa Hadapi Hoax, Ini yang Dilakukan FISIP UB

Sabtu, 10 Juni 2017 - 13:57 | 101.45k
Workshop yang digelar di Gedung B lantai 7 Fisip UB, Sabtu (10/6/2017). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
Workshop yang digelar di Gedung B lantai 7 Fisip UB, Sabtu (10/6/2017). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berita hoax sudah bisa dikatakan menjadi musuh bersama. Fenomena ini dicermati FISIP Universitas Brawijaya (UB) dengan menggelar workshop dan praktikum kehumasan: How Public Relations and Media Practitioners Handle Hoax, di ruang Nuswantara, Gedung B lantai 7, Sabtu (10/6/2017). 

Pemred TIMES Indonesia, Yatimul Ainun, salah satu pemateri, menjelaskan, menangkal berita dan informasi hoax bisa berbekal dengan data.

Workshop-UB-2glMvK.jpg

"Data itu penting, jangan hanya menyatakan saja tapi juga mampu menggambarkan. Menggambarkan bisa menyajikan data yang benar," urai laki-laki yang akrab disapa Ainun itu. 

Dia menjelaskan, sejak berdiri, TIMES Indonesia sudah berkomitmen untuk menangkal berita hoax atau berita bohong dengan salah satu produk unggulan, Aplikasi Jurnalisme Positif (AJP).

AJP ini, lanjut laki-laki yang sudah malang melintang di media online itu, menampilkan berita yang positif dan diyakini mampu untuk menangkal hoax. 

"AJP melatih citizen journalist untuk menulis berita yang bagus dan tidak hoax," katanya.

Workshop-UB-41csKo.jpg

Bahkan, Ainun juga menawarkan kesempatan bagi mahasiswa FISIP UB yang ingin menulis berita. 

"Nanti akan tersebar di 220 jaringan TIMES di seluruh Indonesia dan 4 di luar negeri," imbuh dia. 

Sementara itu, Public Relations Manager Atria Hotel Malang, Kadek Ery, menjelaskan, berita hoax memang memberikan dampak negatif.

Namun, menurut alumni jurusan Public Relations FISIP UB itu, sebagai seorang PR sebuah perusahaan, harus mampu mengolah informasi negatif itu menjadi positif dan mendatangkan manfaat bagi perusahaan. 

Dia mencontohkan, hotel tempat dia bekerja pernah menjadi korban fitnah salah satu media cetak lokal di Malang. Dampaknya, masyarakat menganggap Atria di ambang kebangkrutan.

Workshop-UB-3q9GOV.jpg

"Wah ramai sekali telepon menanyakan kebenaran  berita waktu itu. Tapi, sebagai PR harus bisa mengolah sehingga hoax pun bisa meningkatkan ketenaran," imbuh dia.

Dia mengambil contoh, artis yang kerap digosipkan miring dan hoax, namun karirnya semakin melejit. 

"Hoax itu vitamin dengan cara lain, tinggal bagaimana mengolahnya," tegas dia.

Sementara itu, Rachmat Kriyantono, PhD, Ketua Prodi S2 Ilmu Komunikasi UB, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa agar berhati-hati dengan berita hoax. 

Workshop-UB-5vhsjF.jpg

Kesempatan kali ini, lanjut dia, pihaknya mengundang perwakilan media, Perhumas dan praktisi PR. 

"Workshop ini merupakan praktik mata kuliah Dasar-dasar Public Relations. Kami datangkan praktisi, dan kami bekali mahasiwa agar bijaksana menyikapi berita hoax," tegasnya.

Kegiatan kali itu juga ditandai dengan penandatanganan deklarasi anti hoax.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES