Peristiwa Daerah

Desa Jatiluwih Akan Gelar Bali Festival Agricultural

Rabu, 07 Juni 2017 - 22:27 | 165.36k
Masyarakat Jatiluwih menggelar upacara Ngusabah Aya jelang pelaksanaan panen padi, Rabu (7/6/2017). (foto: Khadafi/TIMES Indonesia)
Masyarakat Jatiluwih menggelar upacara Ngusabah Aya jelang pelaksanaan panen padi, Rabu (7/6/2017). (foto: Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Desa Wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, Bali, akan menggelar Agricultural Festival.

Festival yang diklaim yang pertama dan satu-satunya di Bali ini adalah festival yang berbasiskan budaya pertanian masyarakat Jatiluwih.

"Seperti yang kita ketahui bahwa Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia (WBD) oleh UNESCO dengan keunikan subaknya. Namun hingga saat ini belum ada kekhasan yang menjadi branding areal yang memukau dunia tersebut. Kami dari manajemen DTW merancang sebuah festival secara berkelanjutan yang disebut dengan Agricultural Festival Jatiluwih," ucap I Nengah Sutirtayasa Manajer Operasional Daya Tarik Wisata, Rabu (07/06/2017).

Bali-Festival-AgriculturalUrWR.jpg

Sutirtayasa mengatakan, keunikan dari festival ini antara lain adalah menampilkan budaya pertanian yang sudah dijalani oleh masyarakat Jatiluwih berabad-abad lamanya.

"Jadi yang ditampilkan dalam festival tersebut adalah budaya pertanian yang sudah dihidupi oleh masyarakat Jatiluwih. Soal bagaimana masyarakat menanam padi, memanen, membuka air, dan seterusnya. Inilah budaya pertanian yang sesungguhnya. Makanya ini merupakan festival pertama di Bali yang mengusung tema budaya pertanian," imbuhnya.

Bali-Festival-Agricultural-C0jsa5.jpg

Dalam festival tersebut, berbagai parade budaya pertanian akan ditampilkan. Partisipasi masyarakat di dua desa adat yakni Desa Adat Jatiluwih dan Desa Adat Gunung Sari yang terdiri dari 7 tempekan dilibatkan secara penuh.

Berbagai atraksi dan pawai budaya akan ditampilkan secara penuh selama sehari yakni tanggal 16 Juni 2017. Selain itu, juga ditampilkan beberapa kuliner lokal Jatiluwih selama tiga hari berturut-turut.

"Kuliner lokal itu merupakan bagian dari kebudayaan dan bahan bakunya berasal dari budaya pertanian Jatiluwih dan Penebel umumnya. Inilah ciri khas lokal, berbahan baku lokal yang harus dilestarikan," ujar Camat Penebel I Gusti Ayu Nyoman Supartiwi.

Bali-Festival-Agricultural-DxZLVE.jpg

Untuk pameran kuliner, akan dilakukan selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 16 hingga 18 Juni 2017.

Menurutnya, beberapa produk kuliner lokal yang lahir dari masyarakat Jatiluwih akan dipromosikan secara bekelanjutan. Selanjutnya akan diupayakan untuk dipatenkan sehingga menjadi produk asli ciptaan komunitas Jatiluwih.

Bali-Festival-Agricultural-EIgZTb.jpg

Ada dua produk asli, yakni the beras merah Jatiluwih dan Bubur Sun-Sun Beras Merah. Kedua produk itu bahan bakunya berasal dari beras merah yang berasal dari sawah Jatiluwih yang saat ini sudah menjadi WBD. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES