Kuliner Marhaban Ya Ramadhan

Hanya saat Ramadhan, Jajanan Menthuk dan Kopyor Banyuwangi Muncul

Minggu, 04 Juni 2017 - 18:41 | 96.89k
Satria, salah seorang penjual keliling Menthuk dan Kopyor, kue berkuah santan yang dibungkus daun pisang. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Satria, salah seorang penjual keliling Menthuk dan Kopyor, kue berkuah santan yang dibungkus daun pisang. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
FOKUS

Marhaban Ya Ramadhan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terdapat satu makanan khas Bulan Suci Ramadhan yang dijual anak-anak keliling kota. Yaitu Kue Menthuk dan Kue Kopyor, kue berkuah santan yang dibungkus daun pisang yang pada umumnya bisa dibeli dengan harga Rp 3000 atau Rp 4000 per bungkus.

Kepada TIMES Indonesia, salah satu produsen Menthuk dan Kopyor, Inayaturrobaniyah mengatakan dia memulai usaha itu 9 tahun yang lalu dan dijualkan keliling putranya, Muhammad Khoirul Fikri yang masa itu duduk di bangku kelas 6 SD. Rupanya kawan-kawan Fikri tertarik dan ikut berjualan, terus dari tahun ke tahun disertai pergantian anak-anak penjual.

“Saya itu nggak nyuruh, nggak memaksa karena anak-anak kan biasanya sesuka hati mereka, kadang jualan, kadang juga tidak, terserah mereka. Katanya banyak orang kampung lain yang buat, tapi begitu itu terserah anaknya maunya ke mana," kata wanita yang sering disapa Iin itu, Minggu (4/6/2017).

Iin sendiri belajar membuat kedua kue khas itu dari tetangganya, Bu Pun, yang kini telah meninggal dunia. Menthuk berbahan tepung terigu, tepung aci, santan matang serta daging ayam dan wortel yang dilumat dan dibentuk dadu. Sedangkan Kopyor berbahan roti tawar, mie bihun, potongan nangka dan santan matang. 

botokzYBXb.jpg

Keduanya terbungkus daun pisang yang telah dilayukan, kemudian bungkusan dikukus sehingga tidak cepat basi ketika harus menunggu waktu berbuka.

“Buatnya mudah, tapi usaha begini ini rejeki-rejekian Mas,” kata warga Lingkungan Singomayan Barat, Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi yang di luar Ramadhan menjadi produsen gorengan bagi penjual keliling ini.

Salah satu anak bernama Muhammad Mei Satria, warga Lingkungan Kemasan, Kelurahan Panderejo, Banyuwangi ini mengaku mendapat penghasilan yang lumayan dari menjual Menthuk dan Kopyor keliling. Satria, sapaan Muhammad Mei Satria mengaku tidak disuruh ataupun dipaksa dalam berjualan.

“Uang hasil jualan saya tabung buat beli kopiah, sandal dan baju lebaran. Sekarang ditabung, saya titipkan ke paman saya,” kata Satria setiba dari berjualan keliling.

Ambil Menthuk dan Kopyor dari Iin dengan harga Rp 1500, Satria menjualnya Rp 3000 hingga Rp 4000 kepada pembeli yang ditemuinya saat berjalan kaki keliling kota.

Begitu juga Dodi, remaja asal Kelurahan Kampung Mandar yang terlihat beristirahat di sisi jalan di Kelurahan Tamanbaru, Banyuwangi. Dia mengaku telah keliling kota, start Kelurahan Singonegaran, melalui Jalan A Yani hingga belok kanan di pertigaan Untag Banyuwangi sampai Kelurahan Tamanbaru.

“Hasilnya untuk saya tabung dan beli baju lebaran,” ucapnya singkat.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES