Kesehatan

Deteksi Kelainan di Paru-paru, RS dr Koesnadi Gunakan Alat Bronskoskop

Sabtu, 03 Juni 2017 - 17:33 | 212.99k
Pemeriksaan Bronkoskopi yang dilakukan oeh dokter di RS dr Koesnadi Bondowoso (Foto: Sofya/TIMES Indonesia)
Pemeriksaan Bronkoskopi yang dilakukan oeh dokter di RS dr Koesnadi Bondowoso (Foto: Sofya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, Rumah Sakit Daerah dr Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur saat ini telah menyediakan pemeriksaan Bronkoskopi pada pasien paru.

Dokter spesialis paru dan pernafasan di Rumah Sakit Daerah dr Koesnadi (RSDK), dr Yus Priyatna, Sp. P menjelaskan bahwa saat ini RSDK telah memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan Bronkoskopi. Pemeriksaan Bronkoskopi adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter paru untuk melihat langsung kelainan pada saluran pernapasan mulai dari laring, sampai ke cabang-cabang bronkus dengan mengambil bilasan bronkial, kerokan, sikatan maupun biopsi dengan menggunakan alat bronkoskop. 

"Sedangkan Bronkoskop adalah sebuah selang kecil yang terdiri dari banyak serat optik yang memiliki kamera dan berfungsi mirip dengan teropong. Alat tersebut terhubung ke alat pantau (monitor). Melalui monitor dapat terlihat bronkoskop melewati saluran pernapasan," jelas dr Yus.

Biasanya tutur dr Yus, pemeriksaan bronkoskopi ini dilakukan pada kondisi kecurigaan adanya benda asing di saluran napas, batuk berdarah, infeksi paru yang berat, gambaran kelainan di foto rontgen paru seperti kecurigaan adanya sumbatan saluran napas (atelektasis paru), pengambilan cairan saluran napas bawah untuk dibiakkan (dikultur) di laboratorium, dan sebagainya.

"Untuk kanker paru juga bisa dilihat lewat alat ini. Nantinya, dr spesialis penyakit paru dapat lebih mudah dalam menentukan formula kemoterapi yang akan diambil," katanya. 

Di Bondowoso kata dr Yus, kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan kasus yang paling sering ia temui. Menurutnya, ini disebabkan oleh faktor masyarakat Bondowoso yang masih belum memperhatikan gizi serta asupan makanan yang dikonsumsi, "Kalau TBC ini penyebabnya salah satunya karena kurang gizi," ujarnya. 

Sifat TBC yang juga menular dan pengetahuan masyarakat yang masih minim, juga menjadi alasan penyakit ini masih rawan diderita masyarakat Bondowoso. Untuk mengatasi hal tersebut, dr Yus mengatakan bahwa saat ini RSDK telah menggandeng seluruh Puskesmas untuk massif memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang TBC dan penyakit paru yang lain. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES