Kuliner

Warung Laklak Rama, Setia Pertahankan Tradisi Jajanan Khas Bali

Rabu, 31 Mei 2017 - 00:16 | 593.71k
Juru masak Lalak di Warung Laklak Bali Rama di Jalan Ahmad Yani Utara. Denpasar, menyiapkan laklak untuk para konsumen, Selasa (30/05/2017).(Foto Khadafi/ TIMES Indonesia)
Juru masak Lalak di Warung Laklak Bali Rama di Jalan Ahmad Yani Utara. Denpasar, menyiapkan laklak untuk para konsumen, Selasa (30/05/2017).(Foto Khadafi/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pulau Bali juga memiliki berbagai macam jajanan khas, seperti kuliner yang Laklak Bali. Jajanan Laklak hampir mirip dengan kue serabi yang ada di Pulau Jawa.

Jajanan Laklak ini, salah satunya bisa ditemukan di Warung Laklak Bali Rama yang buka dari pukul 06.00 Wita hingga 20.00 wita.

Warung Laklak Bali Rama di Jalan Yani Utara terlihat sangat ramai hingga para pembeli harus mengantre, Jajan laklak pun tak sempat diam lama, baru matang sudah ada yang pesan.

Juru-masak-Lalak-di-Warung-Laklak-Bali-Rama-29eXlG.jpg

Warung Laklak Bali Rama membuat Laklak dengan cara tradisional, yakni memakai kayu bakar dan sabut kelapa yang sudah kering untuk memasaknya. Walau pembuatannya tradisional namun penyajiannya dengan modern dan menerapkan open kitchen sehingga konsumen bisa melihat langsung proses pembuatan.

I Gede Yota Pemilik usaha Laklak Bali menjelaskan bahwa ia memiliki cabang empat lokasi dan berpusat di  Jalan Panji No. 47 Kwanji Dalung Kuta Utara. Ia membuka usahanya tersebut belum genap satu tahun baru sekitar 10 bulan berjalan, bahkan untuk cabangnya yang berada di Jalan Ahmad Yani utara baru dibukanya dua minggu yang lalu.

Menurutnya pembelinya tidak hanya orang Bali saja, seperti cabangnya yang ada Jalan Raya Tanah Lot wisatawan asing juga banyak yang menyukai kuliner ini. 

" Selain menjual jajan Laklak ini,  saya juga menjual jajan bali lainnya seperti lupis, pisang rai, olen-olen, jajan kaca mata, dan sumping waluh," ucap Pria asal Singaraja, saat di temui Times Indonesia Selasa sore (30/05/2017)

Yota juga menjelaskan, untuk ke lima tokonya tersebut dalam satu hari bisa menghabiskan sekitar 150 kg-200 kg bahan adonan untuk membuat laklak dalam satu hari. 

Ada beberapa hal yang membuat rasa Laklak menjadi istimewa dan enak, salah satunya adalah tepung yang digunakan. Untuk membuat Laklak yang enak diperlukan tepung beras yang fresh. Ia pun membeli beras dengan kualitas yang paling super. Lalu untuk warna laklak ia memakai daun suji dan gulanya ia memakai gula aren.

Laklak dibuat langsung dengan mengunakan tungku tradisional dari batu bata dengan bahan bakar menggunakan kayu kopi, dan cetakan menggunakan cetakan berbahan tanah liat.

Kayu dan cetakan tanah liat tersebut juga memengaruhi cita rasa Laklak dan aromanya.

Setelah laklak matang diatasnya ditaburi parutan kelapa dan gula aren yang sudah direbus dengan sedikit air. 

 "Untuk satu bungkus laklak saya menjualnya Rp 5 ribu/bungkus yang berisi lima biji laklak. Semua bahan yang saya gunakan sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet semua mengunakan bahan alami," ujarnya.

Hal yang membuat Yota menjual makanan khas jajan Bali ini karena ia ingin jajajan Bali tetap lestari.  

 "Omset yang saya dapat satu hari dari ke lima toko bisa mencapai Rp10 samapai 20 juta dalam sehari. Setiap toko memiliki omset yang berbeda," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES