Wisata

'Indonesian Islamic Art Museum', Suguhkan Kejayaan Islam

Selasa, 30 Mei 2017 - 13:54 | 231.55k
Strory teller Indonesian Islamic Art Museum, Achul Karim menunjukkan ke pengunjung, baju baju zirah dari Ottoman Turki, Selasa (30/5/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Strory teller Indonesian Islamic Art Museum, Achul Karim menunjukkan ke pengunjung, baju baju zirah dari Ottoman Turki, Selasa (30/5/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – ‘Indonesian Islamic Art Museum’ menjadi satu-satunya museum Islam di Indonesia yang menyajikan sejarah kebesaran Islam dari seluruh dunia.

Masa-masa kejayaan Islam, dipaparkan dengan jelas di museum yang berlokasi di Wisata Bahari Lamongan (WBL) di Jalan Raya Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

“Saya pikir ini sangat perlu dan penting, karena di Indonesia belum ada yang menjelaskan secara runtut dari awal,” kata pengembang Indonesian Islamic Art Museum, Reno Halsamer, Selasa (30/5/2017) saat ditanya mengenai arti penting museum ini.

Menurut Reno, Indonesian Islamic Art atau yang biasanya disebut dengan museum Islam ini terdiri dari tiga zona utama, zona audio visual, zona galeri peninggalan kerajaan Islam dunia dan zona diorama.

Indonesian-Islamic-Art-Museum-23zIwr.jpg

Di zona audio visual, sambung Reno, pengunjung disuguhkan pemutaran film tentang sejarah peradaban Islam dunia. Di film pendek berdurasi 15 menit ini, pengunjung akan dipertontonkan gambaran jazirah Arab di masa lalu, kedatangan Nabi Muhammad SAW, masa kekhalifahan, hingga penyebaran Islam ke penjuru dunia.

“Di film ini pengunjung kita tunjukkan mulai dari sebelum adanya Nabi Muhammad, Nuzulul Qur'an. Kita mencoba untuk mempresentasikan Arab dan autobiografi Nabi Muhammad sendiri, pesan dari teater yang ada sebelum tamu masuk melihat yang lain, bagaimana sifat perjuangan Nabi Muhammad, selama nabi berjuang mensyiarkan Islam jazirah Arab,” ujarnya.

Lebih jauh, Ia menjelaskan, di zona galeri peninggalan kerajaan Islam dibagi ke dalam tujuh galeri utama.

Indonesian Islamic Art Museum yang dibuka mulai 28 Desember 2016 lalu menyuguhkan koleksi benda-benda bersejarah dari berbagai penjuru dunia, mulai dari galeri peninggalan kerajaan Ottoman Turki, Mughal India, Dinasti China, Samudra Pasai Sumatera, Aceh, Mataram Islam dan rekam jejak Walisongo di Pulau Jawa.

“Di zona dua masuk ‘the glory of Islam’ di sana kita menceritakan bagaimana perjalanan muslim itu sendiri menjadi sangat besar, masuk ke Eropa Timur, salah satu kerajaan yang kita ambil adalah kerajaan Ottoman Turki, Ottoman salah satu kerajaan Islam terbesar karena lebih dari 600 tahun menguasai beberapa tempat, ini bisa menjadi sebuah contoh perkembangan Islam,” ucap Reno.

Indonesian-Islamic-Art-Museum-3Asouf.jpg

Di zona dua, museum ini juga menyajikan artefak-artefak dari berbagai kerajaan yang ada di luar negeri, seperti Ottoman Turki, Mughal India (Taj Mahal), dan masa ke dinastian China. Seperti pedang Zulfikar Shamsir, baju perang Turki atau baju zirah, manuskrip Al-qur’an dan masih banyak lainnya. Ada pula ratusan koleksi keramik dari dinasti Tang, Song, Yuan, Qing dan kerajaan Champa hingga beberapa kain gujarat dari India.

"Kita juga ambil kerajaan Mughal di India, khasmir yang mendirikan Taj Mahal, kami juga menjelaskan, bagaimana Islam masuk lewat pedagang India, China, Persi, Gujarat,” tuturnya.

Tentu tidak ketinggalan, di zona ini juga menyajikan benda-benda bersejarah dari kerajaan Islam Indonesia. “Sampai pada alur ke kerajaan Islam pertama, terwakili oleh Samudra Pasai, kalau mengikuti alur masuk ke Iskandar Muda dan Walisongo hingga ke Mataram,” tuturnya.

Ia mengatakan, gambaran Islam secara luas ini memberikan pengetahuan ke pengunjung tentang kejayaan Islam di dunia. “Museum ini menjadi penting, karena pengunjung setelah masuk ke museum menjadi lebih tahu, menjadi tahu tentang sejarah the glory of Islam,” katanya.

Pada zona yang terakhir, zona Diorama atau biasanya kita sebut dengan area photo spot, terdapat berbagai miniatur tiga dimensi, seperti Masjid dan Kapal Cheng Ho, Masjid Agung Banten, Toko Persia, dan gambaran perdagangan di masa penyebaran Islam di Indonesia.

Indonesian-Islamic-Art-Museum-45g6bZ.jpg

Kelebihan lain dari Indonesian Islamic Art Museum ini menjadi satu-satunya museum di Indonesia yang sudah berbasis teknologi informasi modern Augmented Reality (AR). Dengan mendownload aplikasi AR Indonesian Islamic Art di Playstore, pengunjung bisa menscan gambar-gambar yang ada di museum yang nantinya akan tampil dalam bentuk tiga dimensi.

“Basis modern penggunaan aplikasi, AR (Augmented Reality), ini untuk memvisualisasikan gambar tampilan di android akan berubah jadi berubah jadi tiga dimensi,” ujar strory teller atau guiding di Indonesian Islamic Art Museum, Achul Karim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES