Peristiwa Nasional Marhaban Ya Ramadhan

Memahami Makna Ramadhan yang Membakar 

Minggu, 28 Mei 2017 - 16:41 | 441.18k
Intelektual muda NU Mukhlas Syarkun (Grafis: TIMES Indonesia)
Intelektual muda NU Mukhlas Syarkun (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Marhaban Ya Ramadhan

TIMESINDONESIA, .PENGANTAR REDAKSI: Pada bulan Ramadhan ini dua citizen reporter TIMES Indonesia, Satya Ashilah dan Shilham Adzin, secara bergantian akan menggali banyak hal tentang Ramadhan. Kali ini dari ulama muda NU, KH Mukhlas Syarkun. Beliau adalah intelektual muda dan ulama NU yang dikenal sebagai penulis banyak buku. Di antaranya Ensiklopedia Gus Dur yang menjadi best seller. Kiai muda ini juga pernah menjabat sebagai pengurus LTM PBNU. Apa pandangan beliau? Berikut petikan wawancara Shilham Adzin dengan Gus Mukhlas Syarkun

***

Gus Mukhlas, terima kasih atas kesediaannya mengisi rubrik Inspirasi Ramadhan di TIMES Indonesia. Menurut Gus Mukh, apa makna Ramadhan bagi umat Islam? 
Terima kasih untuk TIMES Indonesia. Begini, dari segi bahasa, Ramadhan diartikan sebagai bulan yang panas dan membakar. Jika merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan ampunan. Maka yang dibakar adalah dosa-dosa mereka yang berpuasa. 

Adakah kisah yang bisa dijadikan contoh untuk ini?
Ada kisah nabi Adam dan Hawa diturunkan karena telah ternodai dengan dosa meskipun tak seberapa. Tetapi dosa itu hakikatnya kotor, bau tak sedap dan jorok tak enak dipandang, sedang surga itu bersih, harum dan indah. Maka ketika Nabi Adam AS dan Hawa ternodai dosa, seketika itu dijauhkan dari surga. Karena surga tidak menerimanya. Begitu juga teringat kisah mereka yang menuju surga, tiba-tiba terhenti dan dibelokkan ke neraka, karena untuk membakar dosa-dosa, dan setelah itu baru dipersilahkan menuju ke surga.

Dalam konteks kekinian, apa makna Ramadhan itu?
Ramadhan yang ditandai dengan tidak makan dan minum juga dapat membakar ego mereka yang kaya maupun raja,  selanjutnya tumbuh perasaan empati dan peduli. Di sisi lain, Ramadhan juga dapat membakar sikap negatif yang melekat pada mereka yang dhaif dan miskin yaitu sifat "keluh kesah". Dengan Ramadhan, semua merasakan apa yang ia rasakan selama ini. Di bulan Ramadhan semua terbebani kewajban berpuasa. Tak peduli apakah orang yang melimpah harta atau raja, semua dalam keadaan lapar dan dahaga.

Ada sabda Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa puasa itu sehat, apa maksudnya itu Gus Mukh?
Jika merujuk sabda nabi, "puasa itu sehat", maka pengertian Ramadhan yang membakar adalah membakar virus dan berbagai penyakit yang ada dalam tubuh manusia. Para ilmuan mengakuinya bahwa puasa memberi dampak positif pada kesehatan disebabkan terbakarnya penyakit dalam tubuh.

Apa hubungannya dengan konteks ruhani?
Memahami sabda nabi "puasa itu sehat" juga releven dalam konteks kesehatan ruhani. Oleh sebab itu makna Ramadhan yang membakar adalah menjadi energi yang dapat membasmi penyakit ruhani. Sehingga ruhani dalam keadaan takhalli (kosong) dan selanjutnya bersiap sedia menuju proses "tajalli"untuk menggapai ridha Ilahi dan mencapai maqam tertinggi di hadapan Ilahi Rabbi.

Apa harapan Gus Mukh bagi umat Islam di nusantara ini?
Semoga Ramadhan ini benar benar menjadi proses pembakaran yang dapat mengubah menjadi lebih baik, menyehatkan jasmani dan ruhani dan akhirnya kembali ke fitra,  layak menjadi penghuni syurga, karena dosa dan egonya telah terbakar oleh panasnya ramadhan yang sedang kita amalkan. Semoga Ramadhan ini benar-benar membakar dosa kita, sehingga kita layak menjadi penghuni surga, tanpa harus ke neraka terlebih dulu. (*)

 
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES