Peristiwa Daerah

Menang Gekar Lomba Kitab Kuning, Dua Santri dapat Umroh Gratis

Jumat, 26 Mei 2017 - 12:29 | 94.83k
Dua santri pemenang lomba baca kitab kuning di Gresik, Jawa Timur. (Foto: Mohammad Zaini/TIMES Indonesia)
Dua santri pemenang lomba baca kitab kuning di Gresik, Jawa Timur. (Foto: Mohammad Zaini/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dua orang santri peserta Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) atau lomba baca kitab kuning zona VI Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro dapat hadiah umroh gratis setelah sukses menjadi yang terbaik pada semifinal MKK di Pondok Pesanten Ihyaul Ulum Kecamatan Dukun, Gresik, Kamis (25/5/2017.)

Di kelompok putra katagori kitab Fathul Qorib dimenangkan Sholehan, santri Ponpes Mambaul Falah Kecamatan Tambak, Bawean.

Sedangkan kelompok Putri dimenangkan Khoirotin Nadliyah santriwati asal Ponpes Alfattah Siman, Sekaran, Lamongan.

Selain mendapat hadiah umroh secara pribadi dari Jazilul Fawaid, anggota Komisi III DPR RI Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), keduanya juga berhak ikut bapak final MKK yang digelar di Jakarta.

Ketua Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Bangsa Sholihuddin Alayyubi selaku panitia lokal mengatakan, hadiah umroh untuk pemenang MKK zona VI itu merupakan inisiatif Jazilul Fawaid.

Tujuannya memberikan semangat peserta agar lebih keras lagi belajar, sehingga saat babak final mampu menang.

"Kami panitia lokal MKK zona VI sempat dibuat terharu pemenang, saat kami umumkan bakal mendapat hadiah umroh, keduanya sempat berkaca-kaca karena bahagia," ungkapnya, di sela-sela penutupan.

Demi menyemarakkan kegiatan semifinal MKK zona VI di Ponpes Ihya Ulum Dukun, juga digelar Sarasehan Deradikalisasi Berbasis Pesantren. Hadir sebagai pembicara Jazilul Fawaid, perwakilan Polres dan Kodim 0817.

Jazil Fawaid yang didapuk sebagai keynote speaker, mengupas tentang pentingnya peran pesantren dalam menangkal gerakan radikal.

Bahkan, kitab kuning yang menjadi literatur wajib di pesantren, dinilainya menjadi penawar sikap-sikap radikal.

"Kitab kuning itu merupakan karya para ulama dan di dalamnya ada materi tentang hidup. Bahkan, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengembangkan paham Islam rahmatan lil alamin," katanya.

Sedangkan KH Machfud Ma'sum selaku pemangku Ponpes Ihya Ulum memgakui, bila gerakan radikal bisa mengancam keutuhan negara kesatuan Indonesia.

Karena itu, perlu terus dilakukan antisipasinya, hingga dapat dilokalisir dan tidak berkembang.

"Kami sangat mendukung bila ada upaya untuk melibatkan pesantren dalam mengantisipasi paham-paham radikal di Indonesia. Apalagi, pesantren di Indonesia itu keberadannya sebelum Indonesia merdeka, sehingga tidak perlu lagi diragukan sikap nasionalisme pesantren NU," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES