Sekolah ini Hasilkan Pelajar Berprestasi Meski Tanpa Kehadiran Orang Tua

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Secara psikologis ketidak beradaan orang tua dekat dengan anak-anak otomatis berpengaruh. Namun mereka secara pribadi bisa dididik dengan baik hingga memiliki prestasi. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala SMP Muhammadiyah 6 Purbalingga, Edi Budiyanto.

“Banyak anak didik di sekolah ini yang tidak bisa menghadirkan orang tuanya pada saat pengumuman kelulusan, padahal surat pengumuman harus diambil orang tuanya,” ungkap Edi pada acara pelepasan 57 siswa Kelas 9 SMP Muhammadiya 6 di aula Balai Desa Kaligondang, Rabu (24/5/2017) kemarin.

Ketidak hadiran orang tua mereka untuk mengadiri penerimaan pengumuman kelulusan kelas 9 pada tanggal 2 Juni 2017, dikarenakan banyak orang tua murid yang berada di perantauan.

Walau demikian, Edi Budiyanto menegaskan tetap merasa bangga. Pada kondisi yang demikian prestasi anak-anak SMP Muhammadiya 6 Purbalingga, Jawa Tengah, tidak tertinggal oleh sekolah lain.

Ada beberapa prestasi yang diraih anak didiknya melalui beberapa kegiatan ekstra kurilikuler. Diantaranya pernah Juara 1 Poster Perkemahan Bhakti Husada 2016 dan Juara 2 Pidato Perkemahan Bhakti Husada 2016.

Kemudian juara 1 Pidato Bahasa Jawa dan Juara 3 Tari Jawa pada Festival Seni dan Budaya Pelajar IPM Tingkat Kabupaten 2017.

Selanjutnya prestasi pada bidang olah raga bela diri seperti juara 1 Widya Manggala Cup I 2016 Tapak Suci 2016. Juara 1 Kejurda Tapak Suci tingkat Kabupaten Purbalibgga 2016 dan 2017.

Juara 1 POPDA Tapak Suci tingkat Kabupaten Purbalingga 2016 dan 2017. Juara 1 POPDA Tapak Suci tingkat Karisidenan Banyumas 2016. Dan Juara 1 Pencak Silat Jakarta Championship Tingkat Nasional 2016.

Juara Umum 1 Kejurda Tapak Suci Tk. Kabupaten 2016, Juara Umum 1 POPDA Tapak Suci Tk. Kabupaten 2017, Juara 2 Lomba Gerak Jalan Tingkat Kecamatan 2016.

Guru IPS SMP Muhammadiyah 6 Purbalingga Siswati menambahkan, sudah banyak alumni yang membuktikan keberhasilannya, seperti menjadi Kepala Sekolah, Guru, Polisi, TNI, PNS maupun swasta, Kepala Desa dan Perangkat desa.

“Bahkan banyak guru muda di SMP Muhammadiyah 6 Kaligondang yang dulunya adalah anak didiknya,” kata Siswati menambahkan.

Terhadap persoalan anak didiknya yang notabene jauh dari pantauan orang tua, Siswati memandang persoalan tersebut bisa menjadi problem yang serius.

Namun Siswati optimistis dengan pendekatan psikologis dan mengunggulkan nilai-nilai keagamaan dan ilmu pengetahuan akan menumbuhkan kesadaran anak didik untuk berbakti kepada orangtua, agama, masyarakat dan negara.

Sebagai informasi, SMP Muhammadiyah 6 Kaligondang berdiri tahun 1976, merupakan SMP tertua di kecamatan Kaligondang. Sebelumnya adalah PGA 6 tahun dan melalui SK Kepala Kantor Departemen P dan K Provinsi Jawa Tengah No. 0943/1978 tahun 1976 berubah status menjadi SMP.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement