Peristiwa Nasional

Biaya Produksi Beras di Indonesia Paling Tinggi

Senin, 22 Mei 2017 - 01:57 | 44.47k
ILUSTRASI: Beras. (Foto: Dok/TIMES Indonesia)
ILUSTRASI: Beras. (Foto: Dok/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Biaya produksi beras per kilogram di Indonesia tertinggi di antara lima negara produsen beras di Asia yakni 0,369 dolar.

Hal tersebut bisa memperkecil kemungkinan negara untuk mengekspor beras medium.

"Selama ini yang kita ekspor adalah beras organik atau beras premium. Sedangkan beras medium kemungkinannya kecil karena tingginya biaya produksi," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB, Prof Rina Nurmalina, di Bogor Minggu (21/5).

Lima negara produsen beras di Asia yakni Tiongkok hanya menghabiskan biaya produksi sebesar 0,331 dolar AS, Filipina 0,292 dolar, lalu India hanya 0,209 dolar dan Thailand sebesar 0,208 dolar, serta yang terendah adalah Vietnam 0,154 dolar.

"Produktivitas beras Indonesia ketiga setelah Vietnam dan Tiongkok. Vietnam memiliki biaya produksi paling rendah, maka itu kenapa mereka bisa ekspor berasnya," kata Rina.

Efisiensi usaha tani di Indonesia masih rendah dibandingkan negara produsen padi lainnya. Upaya peningkatannya yakni dengan meningkatkan produktivitas atau mengurangi input-input produksi yang berlebih.

Biaya tinggi dalam produksi beras sebagian disumbang dari tingginya biaya tenaga kerja terutama saat panen dan biaya sewa lahan. Di negara lain berhasil menekan biaya tenaga kerja karena menggunakan mesin, terutama saat panen.

"Karena ada budaya gotong royong jadi Indonesia belum bisa menekan biaya produksi ini, ditambah luas tanah yang terkotak-kotak," katanya.

Untuk mengatasi hal tersebut, dia mengusulkan beberapa kebijakan untuk mendukungan ketahanan pangan dalam negeri. Yakni, peningkatan efisiensi dan daya saing produksi padi melalui varietas unggul, teknologi tepat guna, dan penggunaan mesin pertanian.

Usulan kedua, yakni peningkatan investasi atau infrastruktur. Ketiga, pemberdayaan kelembagaan pemerintah dan petani. Keempat, peningkatan keuntungan melalui efisiensi penggilingan padi dan rendemen beras melalui peremajaan dan investasi mesin penggiling.

"Kelima, penguatan sistem logistik, perbaikan distribusi dan pemasaran hasil, dan perbaikan kualitas manajemen kelembagaan data serta sistem informasi," kata Rina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Munawir Aziz
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES