Indonesia Positif Ketahanan Informasi Sosial

Identitas Nusantara Bersumber dari Kampung

Minggu, 21 Mei 2017 - 20:36 | 37.55k
Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) melakukakn studi banding ke Kampung Budaya Polowijen (KBP), Minggu (21/5/2017). (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) melakukakn studi banding ke Kampung Budaya Polowijen (KBP), Minggu (21/5/2017). (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Sosial

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) melakukakn studi banding ke Kampung Budaya Polowijen (KBP), Minggu (21/5/2017). Ki Demang penggagas KBP menerima langsung fungsionasir BEMU. 

Presiden Mahasiswa BEMU, Fais Mirwan Hamid mengatakan kedatangan mereka tak hanya melakukan study banding, tapi juga turut dalam beberapa kegiatan yang berlangsung di KBP. 

"Kami studi sejarah seni dan kebudayaan yang ada di KBP. Selain itu, kami juga  mengikuti serangkaian kegiatan antara lain, senam sehat Polowijen, latihan tari Topeng Malang, workshop kriya topeng dan batik, dan  diakhiri dengan sarahehan bareng warga Polowijen," terangnya disela kegiatan. 

Fais menambahkan, mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa, sudah seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga, merawat kebudayaan yang melupakan warisan Nusantara.  

Menurutnya kampung/desa merupakan 'halaman' depan bangsa Indonesia. Dari situlah sebenarnya kita semua mengenal identitas nusantara yang menjadi kebanggaan merah putih Republik Indonesia.

kampung-polowijen-2UlYG.jpg

"Kampung Budaya Polowijen, dan kampung-kampung budaya lain adalah miniatur kekayaan sejarah seni dan budaya Nusantara," ujar mahasiswa akhir Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIPOL UMM itu,

Sebagai puncak kegiatan, pengurus BEM UMM secara simbolis memberikan sumbangan satu buah gazebo kepada KBP. Kata Fais, gazebo tersebut diberikan secara hibah kepada masyarakat Polowijen, yang akan difungsikan untuk latihan membatik, memahat topeng Malangan, maupun sebagai kios budaya yang menjual pernak-pernik hasil karya masyarakat Polowijen. Tak hanya itu gazebo juga dapat digunakan sebagai tempat bimbingan belajar (bimbel) bagi anak-anak Polowijen.

"Semoga dengan kegiatan ini bisa memberikan manfaat besar bagi masyarakat Polowijen, dan bagi kami yang masih menyandang mahasiswa harus memiliki kepekaan sosial yang kuat, visioner demi perubahan bangsa yang lebih baik," pungkas Fais. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES