Pendidikan

Ekonom Faisal Basri Bahas Ketahanan Ekonomi di Unikama

Rabu, 17 Mei 2017 - 14:07 | 46.06k
Seminar Nasional Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global yang digelar di Auditorium Multikultural Unikama. (Foto: Humas Unikama for TIMES Indonesia)
Seminar Nasional Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global yang digelar di Auditorium Multikultural Unikama. (Foto: Humas Unikama for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tantangan persaingan global dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) harus dihadapi dari berbagai sisi. Hal ini yang membuat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar seminar nasional dengan judul Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global.

Ketua Pelaksana, Dr Vinus Maulina MM, menjelaskan, seminar nasional ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait kondisi ekonomi di Indonesia.

"Kami bahas, kami seminarkan agar dari semua sektor mampu membuat ketahanan ekonomi ini lebih bagus," beber Vinus kepada TIMES Indonesia, Rabu (18/5/2017), saat ditemui di venue seminar, Auditorium Multikultural Unikama, Kota Malang, Jawa Timur.

Vinus menjelaskan, dari hasil pemaparan tiga pemateri, Prof Dr Faisal Basri SE MA, dosen senior Universitas Indonesia dan pengamat ekonomi Indonesia; Prof Dr Ubud Salim MA, dosen senior UB serta Heidy Ruswita Sari SE MSE dari Bursa Efek Indonesia, dapat ditarik kesimpulan, ada beberapa elemen yang menunjang ketahanan ekonomi. 

"Ada beberapa elemen. Mulai dari peraturan pemerintah, regulasi dari sisi makro ekonomi, perusahaan atau korporasi serta yang keempat adalah pasar uang dan pasar modal," bebernya. 

Dia menjelaskan, kebijakan makro ekonomi mulai suku bunga, regulasi pemerintah terkait kebijakan nilai tukar rupiah, tingkat bunga dan pembangunan sangat memengaruhi ketahanan ekonomi Indonesia. 

"Keamanan dan kondisi politik di Indonesia juga memengaruhi ekonomi," imbuh perempuan asli Banyuwangi itu.  

Vinus menambahkan, dari sisi korporasi atau perusahaan juga harus dikuatkan untuk menjawab tantangan ekonomi global. 

Bahkan, bukan hanya perusahaan besar, melainkan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) dan korporasi kecil lainnya yang menjelma menjadi multinasional. 

"Sudah banyak korporasi kecil tapi punya banyak cabang di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri. Ini yang harus didorong, bagaimana UMKM bisa menjadi multinational corporation," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES