Pendidikan

Menggugah Minat Baca di Kota Batu

Rabu, 17 Mei 2017 - 08:19 | 64.43k
Suasana di taman bacaan masyarakat (TBM) yang dikelola Doddy Eko Wahyudi, berada di Jalan Agus Salim, Kota Batu. (Foto: Ferry/TIMES Indonesia)
Suasana di taman bacaan masyarakat (TBM) yang dikelola Doddy Eko Wahyudi, berada di Jalan Agus Salim, Kota Batu. (Foto: Ferry/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumlah taman baca di Kota Batu memang masih minim. Namun hal itu bukan menjadi faktor penentu minimya minat baca buku di masyarakat. Hal penting yang harus diupayakan adalah mendekatkan buku kepada calon pembaca.

Hal ini disampaikan Doddy Eko Wahyudi, pegiat forum taman baca masyarakat di Kota Batu.

Menurut Dodi, pemerintah untuk meningkatkan minat membaca buku sudah baik namun perlu terus dikembangkan dengan berbagai inovasi. Salah satunya dengan membuat taman baca yang nyaman, dan membangun taman baca secara merata agar lebih mudah dijangkau masyarakat.

Sejak 2016, Dinas Pendidikan Kota Batu mewajibkan siswa membaca buku selama 15 menit sebelum jam sekolah. Upaya lainnya, murid diminta membeli buku untuk dibaca sendiri. Bahkan, murid SMP dan SMA, kata Doddy, mendapat tugas membuat resensi buku yang dibacanya.

Untuk meningkatkan minat baca, lanjutnya, di setiap kelas sekolah disediakan pojok baca yang berisi buku-buku sebagai perpustakaan mini. Para orangtua siswa pun turut berpartisipasi dengan mengumpulkan buku untuk ditempatkan di pojok baca. 

Upaya tersebut, menurutnya, patut diapresiasi dan perlu terus dipacu dengan berbagai inovasi dalam rangka menumbuhkan minat baca.

Sebagai pegiat minat baca, dia pun menyediakan sebagian ruang tempat usahanya menjadi taman bacaan masyarakat (TBM). Doddy mengelolanya secara mandiri dengan mengumpulkan 500-an buku koleksinya untuk dapat dibaca warga.  

Lokasi taman bacanya yang berada di pusat Kota Batu dirasa cukup memudahkan warga untuk mengaksesnya. TBM miliknya berada di Jalan Agus Salim nomor 16, relatif dekat dengan Alun-alun Kota Batu.

"Mulai anak SD, MI dan SMA datang ke sini untuk membaca, bahkan juga keluarga," tuturnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (16/5/2017) ditemui di TBM miliknya.

Dalam sehari, rata-rata mencapai 15 pengunjung yang didominasi anak-anak usia SD. Meski tingkat kunjungan masih rendah, bagi dia, minimal sudah ada kemauan untuk datang dan membaca buku.

Soal buku yang disajikan, Doddy terbilang cukup berhati-hati dalam menentukan jenis bacaan ditempatkannya. Koleksinya lebih bermuatan pendidikan berbentuk cerita untuk anak-anak.

Berkaca dari pengalaman dan pengamatannya, minat baca di Kota Batu dipengaruhi oleh keberadaaan ruang-ruang membaca yang mudah dijangkau dan suasana nyaman.

Semakin banyak taman baca juga akan berdampak positif bagi tumbuhnya minat baca. Keberadaan TBM di Kota Batu, kata dia, perlu bersinergi dengan pemerintah setempat, khususnya dengan perpustakaan daerah.

"Sebagian koleksi yang ada di perpustakaan bisa dipinjamkan untuk mengisi TBM. Buku-bukunya dipinjamkan ke TBM-TBM, bukan dihibahkan, diputar aja," ucapnya menyarankan.

Selain itu, dalam menumbuhkan minat membaca buku, perlu memerhatikan gaya hidup masyarakat yang lebih melihat televisi dan gawai sebagai media baca. Lalu, yang harus dilakukan adalah mendekatkan buku kepada masyarakat.

"Buku harus dekat dengan mereka. Caranya bisa membuat taman baca di setiap desa atau kelurahan atau cara-cara lain yang inovatif," bebernya.

Ditambahkannya, peran sekolah cukup penting dalam menumbuhkan minat baca. Sekolah dapat menjadi pendorong yang paling bagus melalui berbagai upaya kreatif dan inovatif untuk meningkatkan minat membaca buku.

"Trigger dari sekolah ke orangtua maupun ke siswa, itu luar biasa dampaknya bagi minat baca," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES