TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tubuh membutuhkan mineral setidaknya 5 persen setiap hari. Kekurangan mineral berdampak bagi risiko penyakit metabolik.
Hal ini disampaikan Ulul Albab dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ia mengatakan, mineral tidak bisa diproduksi oleh tubuh sehingga hanya bisa didapatkan melalui asupan makanan seperti buah, sayur, dan minuman. Kebutuhan mineral juga berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh seseorang.
“Penderita gagal ginjal tidak boleh mengonsumsi terlalu banyak natrium dan kalsium karena akan semakin merusak ginjal, sedangkan ibu hamil justru harus banyak mengonsumsi kalsium,” terangnya.
Ditambahkan, bagi ibu hamil disarankan menenggak air mineral lebih banyak. Takaran yang dianjurkan bisa mencapai 3 hingga 3,5 liter air per hari. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang paling rentan kekurangan mineral.
Asupan air akan mendukung organ-organ tubuh bekerja secara optimal. Air mineral diperlukan pula untuk mencegah menurunnya sistem dan fungsi tubuh, apalagi sebagian besar anggota tubuh manusia, 60 persen hingga 70 persen terdiri dari air.
Meski disarankan mengonsumsi air sebanyak delapan gelas per hari, masyarakat perlu memperhatikan kualitasnya. Menurut Ulul, air sehat yang layak dikonsumsi memiliki tiga kriteria utama dari fisik, mikrobiologi, dan kimia.
Segi fisik, air mineral yang layak konsumsi tidak berasa dan berbau, tidak berwarna (jernih) serta tidak menimbulkan endapan. Air juga harus terbebas dari bakteri dan kuman serta tidak mengandung logam berat.
Kekurangan mineral tentun berdampak bagi kesahatan. Apalagi ditambah dengan minimnya aktivitas gerakan tubuh. Hal ini berisiko timbulnya berbagai penyakit metabolik seperti jantung, stroke, diabetes, dan hipertensi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Yatimul Ainun |
| Publisher | : Sholihin Nur |
