Peristiwa Daerah

Bonn Challenge Ajang Kolaborasi Restorasi Hutan

Kamis, 11 Mei 2017 - 11:37 | 54.76k
Pemaparan Gubernur Sumsel Alex Noerdin di Bonn Challenge, Sumsel (Foto : Istimewa)
Pemaparan Gubernur Sumsel Alex Noerdin di Bonn Challenge, Sumsel (Foto : Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sumatera Selatan berkomitmen melaksanakan restorasi lanskap hutan.  

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengungkapkan, merestorasi ribuan hektar hutan yang terbakar memerlukan waktu bertahun-tahun dan tidak akan mampu dilaksanakan hanya dengan kemampuan sendiri.

Berbicara dalam The 1st Asia Bonn Challenge High Level Meeting, Alex mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bertekad mencegah kebakaran hutan dan lahan serta merestorasi dan mengembalikan fungsi hutan yang telah terbakar.

"Langkah konkrit yang sudah kita lakukan dalam upaya restorasi hutan dan lahan diantaranya sudah menemukan metode dan jenis tanaman yang cocok. Restorasi bukan hal yang mudah, kita senang mendapat dukungan banyak pihak baik pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten dan kota di Sumsel," terangnya pada pembukaan the 1st Asia Bonn Challenge High Level Meeting dihadapan para delegasi dari 28 negara peserta, di Griya Agung Palembang, 9 Mei 2017.

Alex menambahkan, Sumatera Selatan memprakarsai Kemitraan Pemerintah - Masyarakat - Swasta (P4) untuk Pengembangan Pertumbuhan Hijau dan Pengelolaan lansekap berkelanjutan sebagai strategi mengelola lanskap Sumatera Selatan.

Pemerintah Sumatera Selatan jug mengusulkan mendirikan lembaga pendanaan berkelanjutan dimana dana tersebut akan digunakan untuk mendukung rencana pembangunan strategis provinsi.

"Kita berharap Bonn Challenge menjadi suatu potensi untuk memulai networking, membangun kolaborasi, dan mengembangkan kesempatan untuk mendukung komitmen Sumsel dalam mencapai pertumbuhan hijau," ucap Alex.

Pada kesempatan yang sama Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Hadi Daryanto juga menegaskan program pembangunan nasional dengan konservasi dan restorasi bentang alam tidak bisa hanya dilakukan satu pihak, melainkan harus melibatkan multipihak termasuk pelaku usaha dan masyarakat.

Menurutnya, upaya konsevasi dan restorasi bentang alam di Indonesia juga dituangkan dalam dokumen NDC (kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca) terkait dengan persetujuan Paris.

"Seperti halnya restorasi membutuhkan waktu yang cukup lama yakni memulihkan kembali kondisi alam berikut isinya yakni flora dan fauna, pemerintah pusat akan mendukung penuh dan menfasilitasi untuk semua ini," terangnya.

Pada rangkaian Bonn Challenge Gubernur Alex Noerdin bersama seluruh delegasi juga melakukan kegiatan restorasi atau penanaman kembali lahan gambut seluas 20 hektar di Desa Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Selasa 9 Mei 2017.

Lokasi restorasi merupakan lahan gambut yang terbakar beberapa tahun lalu hingga menyebabkan musnahnya berbagai jenis tanaman di area tersebut.

Sekitar 100 bibit pohon berbagai jenis ditanam pada kegiatan ini, mulai dari jenis pohon ramin, jelutung, punak, perupuk serta pulai rawah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES