Pendidikan Universitas Islam Malang

Unisma Pelopori Ketahanan Informasi Pendidikan Menuju 'World Class University'

Rabu, 10 Mei 2017 - 16:44 | 55.53k
Direktur TIMES Indonesia Network (TIN), Sri Widji Wahyuning Utami  menyampaikan materi berpadu membangun ketahanan informasi nasional dan ketahanan informasi pendidikan di Unisma Malang, Jawa Timur, Rabu (10/5/2017). (Foto: Senda/TIMES Indonesia)
Direktur TIMES Indonesia Network (TIN), Sri Widji Wahyuning Utami menyampaikan materi berpadu membangun ketahanan informasi nasional dan ketahanan informasi pendidikan di Unisma Malang, Jawa Timur, Rabu (10/5/2017). (Foto: Senda/TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Islam Malang (Unisma) menjadi pelopor Ketahanan Informasi Nasional disektor pendidikan. Hal itu untuk Unisma menuju 'World Class University'.

Upaya tersebut terus dilakukan dengan cara terus melatih para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa untuk lihai menulis. Pelatihan itu dibungkus dengan pelatihan jurnalisme positif dengan bekerjasama dengan TIMES Indonesia, media online berjejaring yang mengusung trilogi jurnalisme yakni, Building, inspiring dan positive thinking.

Y-AinunfpJKk.jpg

Pelatihan tersebut bertema "Penguartan Ketahanan Informasi Melalui Media untuk Unisma Menuju World Class University" dan digelar di lantai 4 kantor Rektorat Unisma, Rabu (10/5/2017).

Dalam pelatihan itu, hadir sebagai pemateri, Direktur TIMES Indonesia Network (TIN), Sri Widji Wahyuning Utami. Dia banyak menyampaikan bahwa Indonesia kini sedang mengalami Darurat Informasi. 

LatihanVfwJ9.jpg

Dengan kondisi Darurat Informasi itu, juga darurat informasi pendidikan. "Di dunia digital, yang sudah banjir informasi masih sangat sedikit informasi pendidikan yang menginspirasi dan beraura positif untuk publik, terutama untuk anak muda. Hal ini menjadi persoalan tersendiri bagi kampus untuk segera dijawab," katanya.

Untuk menjawab darurat informasi pendidikan itu kata perempuan yang karib disapa Naning itu, harus lahir ketahanan informasi pendidikan. "Yakni pihak kampus atau mahasiswa lebih banyak mempublikasi informasi soal pendidikan," katanya.

Baik informasi soal kegiatan seperti seminar, diskusi, karya mahasiswa atau hasil penelitian dosen dan mahasiswa. "Apa yang menjadi karya dosen dan mahasiswa harus dipublikasikan dan diketahui oleh publik. Tidak tersimpan rapi di lemari dan di perpustakaan kampus," jelasnya.

fotovoWL1.jpg

Lebih lanjut Naning menyampaikan, kampus yang sangat banyak generasi berprestasi, memiliki keahlian atau skill harus diarahkan untuk menulis hal yang positif soal apa yang ada di kampus. "Kajian dari mahasiswa dan dosen yang bernilai ilmiah. Hal itu jika dipublis di media akan luar biasa," katanya.

Di banyak media, kini masih banyak informasi dan berita negatif dibanding yangbpositif. Baik di lembaga pendidikan atau institusi lainnya. 

MemfotoqvbrM.jpg

"Satu berita negatif harus dilawan dengan seratus atau bahkan sejuta berita positif. Berita positif bukan berarti yang jelek dipositifkan. Tapi menyampaikan fakta dan realitas bahwa hal itu betul-betul positif," katanya.

Dari itu harap Naning, saatnya mahasiswa berlomba-lomba untuk menulis kejadian, kegiatan atau program serta hasil penelitian yang positif kepada publik. "Karena hanya dengan jalan itu bisa membangun Ketahanan Informasi Pendidikan," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES