Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Bupati Amin Said Dinilai Konsisten Mengembangkan Kopi Rakyat

Minggu, 30 April 2017 - 21:54 | 37.54k
Rombongan GCP, SCOPI dan IDH saat bertemu Bupati di Pendapa. (Foto: Abdul Wahet/TIMES Indonesia)
Rombongan GCP, SCOPI dan IDH saat bertemu Bupati di Pendapa. (Foto: Abdul Wahet/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Senior Coffe Program Manager IDH Indonesia Imam Suharto mengapresiasi konsistensi kebijakan Bupati Bondowoso, Amin Said Husni dalam mengembangkan kopi rakyat.

Hal tersebut disampaikan Imam Suharto usai bertemu Bupati Amin Said Husni di Pendapa guna membicarakan langkah konkrit Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, Jawa Timur untuk menegaskan legitimasi Bondowoso Republik Kopi, Minggu (30/4/2017).

Menurut pria asli Bondowoso ini, tidak banyak pemimpin daerah yang memiliki komitmen dan konsistensi yang ditunjukkan Bupati Amin Said. Apa yang dilakukan oleh Pemkab Bondowoso dalam hal ini Bupati Amin Said Husni, bukan hanya dari tatanan kebijakan, tetapi juga memberikan support kepada perkopian di Bondowoso dari hulu hingga hilir.

“Bupati juga memikirkan pengembangan pemasaran yang berkelanjutan. Ini dilakukan bupati agar manfaatnya bisa dirasakan petani kopi hingga masa yang akan datang,” tutur Imam.

Saat ini Pemkab Bondowoso tengah menjajaki kerjasama dengan komunitas kopi yang berjejaring hingga tingkat internasional seperti Sustainable Coffe Platform Indonesia (SCOPI) dan Global Coffe Platform (CGP) yang berpusat di Jerman.

Ini adalah salah satu langkah yang sangat strategis bagi kabupaten yang (boleh dibilang) terpencil seperti Bondowoso. Artinya strategis bagi daerah yang jauh dari hingar bingar bisnis, khususnya bisnis perkopian.

Regional Manager GCP, Wahyu Wibowo menjelaskan, partnership antara Pemkab Bondowoso dan GCP tentu akan sangat berdampak pada petani yang ada di Bondowoso. Dan hal ini pula yang memang diinginkan oleh GCP agar ada kesinambungan yang balance antara petani dengan pebisnis kopi.

“Jika petani hasil produksinya banyak yang diuntungkan kan pebisnisnya juga. Dengan begitu kita ingin agar ada keseimbangan,” tuturnya.

Agar kesimbangan itu tercapai, tentu perlu langkah yang diakukan oleh GCP, salah satunya yaitu membantu memberikan akses pembiyaan kepada patani agar tidak bergantung pada tengkulak. Ini pula yang menurut Wahyu Wibowo sudah di bicarakan dengan Bupati Amin Said Husni.

“Kita membantu bagaimana petani bisa dinilai layak oleh bank agar bisa mendapat bantuan modal dengan kredit ringan,” ujar Wahyu.

Disamping itu juga GCP dan SCOPI juga memberikan pelatihan master trainer untuk kopi jenis arabika bagi trainer kopi yang sudah pernah dilatih sebelumnya. Peserta yang akan ikut dalam kegiatan ini informasinya berasal dari 15 provinsi penghasil utama kopi arabika di Indonesia yang rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Juli di Bondowoso. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES