Peristiwa Daerah

Tanpa APBD, Warga Licin Mampu Saingi Program Dinas Pariwisata

Minggu, 30 April 2017 - 09:08 | 98.47k
Pentas seni tradisional di Desa Licin, Kecamatan Licin, Banyuwangi. (Foto : Dian Efendi/TIMES Indonesia)
Pentas seni tradisional di Desa Licin, Kecamatan Licin, Banyuwangi. (Foto : Dian Efendi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tekad warga Desa Licin, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk melestarikan kesenian lokal berhasil diwujudkan dalam pagelaran seni rutin setiap akhir pekan. Secara bergantian, kelompok kesenian yang ada di desa tersebut ditampilkan.

Saat berita ini ditulis, acara yang rutin digelar di area Pasar Licin tersebut sudah berlangsung enam kali.

Anggaran yang dikeluarkan untuk menggelar pertunjukan juga tak sedikit. Yakni berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per kegiatan.

Menurut Ketua Pelaksana, Asmad Sugianto, dana tersebut dipergunakan untuk menyewa pentas, sound system, honor grup kesenian dan sewa tenda.

“Soalnya pemerintah desa juga belum memiliki fasilitas itu. Agar acara tetap berjalan kita harus menyewa,” jelas Asmad, Sabtu malam (29/4/2017).

Sumber pendanaan, kata Asmad, didapat dari iuran panitia, bantuan dari pemerintah desa dan dari pihak sponsor. Yang menjadi beban pengeluaran terbesar adalah biaya sewa 10 tenda untuk stand kuliner dan jajanan. Sedikitnya panitia harus mengeluarkan biaya sewa sekitar Rp 900 ribu.

“Pernah kita dapat pinjaman tenda gratis dari Dinas Pertanian. Kita hanya keluarkan biaya untuk ongkos pasang saja. Tapi sekarang belum bisa dipinjam lagi karena (Dinas Pertanian) akan mengadakan Festival Agro Expo,” jelasnya.

Untuk pentas seni yang dilaksanakan pada Sabtu Malam (29/4/2017), panitia terpaksa harus menyewa tenda milik Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi karena tenda dari pihak sponsor sementara ditarik untuk event lain. Asmad mengungkapkan, untuk sewa tenda milik Dinas Koperasi dan UMKM panitia harus mengeluarkan biaya Rp 900 ribu untuk 10 tenda yang dipinjam.

Tenda memang menjadi kebutuhan utama karena banyak pedagang yang memanfaatkannya untuk berjualan pada saat acara berlangsung. Pentas seni yang digelar oleh masyarakat Licin sebenarnya memiliki tujuan yang sama dengan pentas seni yang digelar oleh Dinas Pariwisata Banyuwangi setiap malam Minggu di Taman Blambangan.

Namun bedanya, pentas seni yang digelar Dinas Pariwisata lebih mewah dan didanai oleh APBD. Sedangkan pentas seni yang ditampilkan warga Licin murni dari swadaya dari masyarakatnya sendiri.

Menurut Asmad, selama ini belum pernah ada bantuan dari pemerintah dan sudah selayaknya pemerintah mulai melirik pentas seni desa Licin. Karena selain mampu melestarikan kesenian lokal, dampak ekonomi juga telah dirasakan oleh masyarakat setempat.

“Setidaknya kami dibantu tenda gratis atau bantuan peralatan yang lain,” pungkas Asmad. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES