Ekonomi

Penguatan Sektor Ekonomi Riil jadi Senjata Banyuwangi Tekan Inflasi

Jumat, 28 April 2017 - 14:30 | 20.03k
Suasana Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Suasana Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keberhasilan Kabupaten Banyuwangi menekan angka inflasi daerah, diakui Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, karena kerja keras bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan seluruh pemangku kepentingan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menyatakan, inflasi daerah Banyuwangi pada periode Januari-Maret 2017 senilai 0,81 persen, yang merupakan terendah di Jawa Timur, sekaligus di bawah rata-rata nasional yang sebesar 1,19 persen pada periode yang sama.

Anas mengatakan, salah satu kunci pencapaian tersebut adalah penguatan sektor ekonomi riil berbasis masyarakat. Dia mengatakan, ekonomi daerah digerakkan oleh tiga hal, yaitu belanja pemerintah, investasi dunia usaha, dan sektor konsumsi.

“Saat ini, belanja pemerintah cenderung minim karena sedang dilakukan efisiensi. Adapun investasi belum tumbuh signifikan, ditambah lagi kini cenderung padat teknologi. Dulu investasi Rp 1 triliun bisa menyerap 1000 pekerja, sekarang hanya 100 orang, karena sudah semi otomatis,” kata Anas, Jumat (28/4/2017).

Pemkab Banyuwangi juga berusaha menekan inflasi dengan menjaga pasokan pangan terkait volatile food, berbeda dengan administered price yang bukan wilayah kontrolnya, seperti bahan bakar minyak dan tarif listrik. Peningkatan infrastruktur pertanian lewat pembangunan dan pemeliharaan sistem irigasi, bantuan benih, pendampingan pertanian, dan pembangunan infrastruktur jalan juga dilakukan agar produksi dan stok pangan terjaga.

”Pariwisata sendiri menjadi penggerak yang efektif, karena sifatnya yang inklusif, berkait langsung dengan banyak sektor konsumsi yang berbasis usaha rakyat. Misalnya usaha makanan masyarakat, jasa transportasi, pemandu wisata, konveksi, hingga pertanian karena produknya terserap oleh konsumsi wisatawan yang datang,” kata Anas lagi.

Menurut Anas, bidang pariwisata investasinya termasuk murah, tapi perputaran ekonominya besar karena ada jutaan orang yang datang, yang kemudian menyangga ekonomi daerah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES