Indonesia Positif Ketahanan Informasi Pendidikan

Mahasiswa Teknik Sipil Belajar di Proyek Pembangunan Fly Over Bojonegoro

Jumat, 28 April 2017 - 12:32 | 93.42k
Mahasiswa Teknik Sipil melakukan studi lapang dengan mengunjungi proyek pembangunan fly over di Bojonegoro, Rabu (26/4/2017). (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
Mahasiswa Teknik Sipil melakukan studi lapang dengan mengunjungi proyek pembangunan fly over di Bojonegoro, Rabu (26/4/2017). (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Pendidikan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mahasiswa Fakultas Teknik program Studi Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang mengunjungi Proyek Pembangunan Fly Over Bojonegoro, Rabu (26/4/2017).

30 mahasiswa ini belajar langsung bagaimana ilmu yang dipelajari di bangku kuliah diterapkan di lapangan. 

"Dengan mengetahui langsung penerapannya di lapang, biasanya pemahaman dan ingatan para mahasiswa menjadi lebih jelas dan kuat," terang Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT, yang juga Wakil Rektor III UWG,  pendamping mahasiswa. 

studi-lapang-uwiga-2mHh59.jpg

Mereka adalah para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Mekanika Tanah II dibawah dosen pengampu Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT dan mata kuliah Geometrik Jalan dengan dosen pengampu Ir. Aji Suraji, MSc, salah seorang mantan Ketua LPPM UWG.

Pada saat kunjungan, Proyek Pembangunan Fly Over Ruas Jalan Babat - Batas Kota Bojonegoro tersebut sedang melakukan kegiatan penyelidikan tanah (soil investigation) untuk mendesain pondasi fly over, mendisain perkerasan jalan dan drainase. 

"Penyelidikan tanah dilakukan pada 2 titik bor di Kecamatan Baureno, yaitu pada JPL 239 dan JPL 249, dengan melakukan 3 uji, yaitu uji SPT, bor mesin dan uji CPT," papar Agus.

studi-lapang-uwigaUiuzB.jpg

Uji SPT dilakukan sampai kedalaman 30m dimana tiap 2,5m diambil sampel tanah asli (undisturbed). Sementara uji CPT atau uji sondir dilakukan hingga kedalaman tanah keras.

Disisi lain, Aji Suraji menjelaskan bahwa di ruas jalan antara Babat sampai dengan batas Kota Bojonegoro ini terdapat perlintasan kereta api yang dalam 24 jam dilalui lebih dari 52 kali. Disamping demi keamanan pengguna jalan, kondisi ini berpotensi menimbulkan kemacetan meskipun lalu lintas di daerah tersebut tidak begitu padat. 

studi-lapang-uwiga-4LwhqK.jpg

Untuk mengurangi potensi kemacetan di simpang tak sebidang perlintasan kereta api itulah maka solusinya adalah dengan membangun fly over.

Mahasiswa mengaku senang dengan kuliah lapangan ini. Sebab mereka dapat langsung melihat bagaimana proses pembangunan sebenarnya. Tak hanya membayangkan karena hanya mendapat teorinya saja. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES