Peristiwa Daerah

Tokoh NU Sumsel Minim di Kontestasi Pilkada, Ini Jawabannya

Jumat, 28 April 2017 - 10:01 | 137.94k
Wakil Ketua PW NU Sumsel Hernoe Roesprijadji, Tokoh Utama Penggerah Apel 1000 Banser Di Palembang. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua PW NU Sumsel Hernoe Roesprijadji, Tokoh Utama Penggerah Apel 1000 Banser Di Palembang. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Minggu ini Kota Palembang dibuat kagum oleh Apel 1000 Banser Kawal NKRI dan Sukseskan Asian Games 2018 di Griya Agung Palembang, Rabu (26/4/2017) lalu.

Ribuan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) berkumpul melakukan Apel di Griya Agung Palembang yang menunjukan ternyata NU Sumatera Selatan juga menyimpan kekuatan kader yang luar biasa yang jarang mengemuka di Sumatera Selatan, walaupun secara sosio historis Sumatera Selatan merupakan basis NU di wilayah Sumatera.

Lalu kenapa dengan kekuatan ini, tokoh atau kader NU Sumatera Selatan jarang yang muncul ke permukaan ambil bagian dalam kancah politik Pilkada Gubernur Sumsel ataupun Pilkada Kabupaten/Kota baik itu sebagai Calon Kepala Daerah ataupun Calon Wakil Kepala Daerah?  

Litbang TIMES Indonesia (LTI) di Sumatera Selatan beberapa hari ini mencoba untuk menggali tentang persoalan ini untuk mencari jawabannya. 

Pengamat Sosial Politik UIN Raden Fattah Palembang Dr. Syawaludin mengatakan umumnya tokoh NU tidak terlibat politik praktis namun lebih pada moral forces.

"Tokoh NU menjaga tradisi nahdliyin yakni sebagai pembimbing dan panutan moral sosial bagi umat, tepatnya menjadi penjaga dan penasehat umat," ujarnya Kepada TIMES Indonesia, Jumat (28/4/2017).

Kenapa tokoh NU Sumatera Selatan umumnya tidak muncul dalam kancah suksesi kepemimpinan daerah, Syawaludin berpendapat umumnya tokoh NU berasal dari kalangan menengah, sederhana, akademisi dan pengasuh pondok. 

"Sementara kontestasi politik praktis banyak membutuhkan modal finansial," katanya.

Dia menilai politik NU adalah politik umat, bukan politik kekuasaan walaupun demikian NU menganggap politik bagian dari maslahat umat. "Di Palembang dan Sumatera Selatan banyak tokoh NU yang terlibat dalam politik, namun SDM dan peran mereka lebih pada penyatu ideologi," katanya.

Namun untuk tahun 2018, Sosiolog UIN Raden Fattah ini punya pandangan sendiri dan menilai ada tokoh NU di Sumatera Selatan yang layak bisa masuk di Kontestasi Pilkada Serentak 2018.

"Diantaranya KH Husni Thamrin Madani pengasuh Ponpes Qodratulloh, Banyuasin dan Hernoe Roesprijadji (Wakil Ketua PW NU Sumsel)," katanya.

Menurutnya keduanya layak berkompetisi namun perlu keterukuran lebih lanjut yang harus dilakukan dalam berkontestasi  Pilkada diantaranya keterkenalan atau popularitas. 

"Keterkenalan atau Popularitas ini penting untuk melihat jangkauan jaringan di luar NU,"ungkapnya.

Selain itu juga perlu melakukan konsolidasi dukungan warga NU secara totalitas untuk bisa memulai kontetasi ini. "Jika kedua tokoh ini mampu melakukan ini bisa saja menjadi tokoh yang diperhitungkan di Kontetasi Pilkada," ujarnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Rumah Citra Indonesia M. Zulfikar mengatakan sosok Hernoe Roesprijadji diluar dugaan mampu memberikan kejutan dengan mengkonsolidasikan kekuatan NU di akar rumput.

"Baru-baru ini kita lihat bagaimana ribuan banser berkumpul di Palembang menunjukan bagaimana ketokohan dan kepiwaian dalam menggerakkan kader," katanya.

Menurutnya, jika beliau maju atau dimajukan di Pilkada seperti Pemilihan Wali Kota Palembang maka bisa saja kekuatan warga NU bisa solid dan menjadi kekuatan dibasis akar rumput.

Sementara, KH Husni Thamrin Pengasuh Ponpes Qodratullah dipandang tidak hanya sebagai ulama beliau juga sebagai sosok entrepreneur muslim sukses yang bisa jadi panutan.

"Ketokohannya di Banyuasin saya pikir punya nilai lebih, apalagi saat ini juga salah satu penggagas Konvensi Cabup Banyuasin," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES