Peristiwa Daerah

Banyuwangi Pesta Festival Sastra Selama Empat Hari

Rabu, 26 April 2017 - 20:53 | 57.48k
Sekda Djadjat Sudrajat di lokasi Festival Sastra Banyuwangi (Foto: humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Sekda Djadjat Sudrajat di lokasi Festival Sastra Banyuwangi (Foto: humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Sastra untuk meningkatkan minat baca genarasi muda daerah.

Rangkaian acara tersebut berupa lomba mewarnai bagi anak-anak hingga pembacaan syair yang diselenggarakan selama 4 hari, mulai hari ini, Rabu (26/4/2017).

Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi Djadjat Sudrajat mengatakan, acara ini merupakan media yang sangat positif untuk mengembangkan kreativitas anak-anak dan pelajar Banyuwangi.

Disamping sebagai sarana penyaluran bakat dan minat anak-anak, khususnya pada minat literasi, juga meningkatkan jiwa sportifitas dan kreatifitas bagi generasi muda di tengah-tengah masyarakat dengan arus modernisasi yang begitu kuat dan sarat dengan nilai-nilai negatif.

"Inilah waktunya, penggemar sastra, para pembaca bertemu dengan penulis dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Sekaligus event ini juga wadah bagi pelajar untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kesusasteraan," ujarnya Djajat, Rabu (26/4/2017).

Festival yang digelar di Stadion Diponegoro ini juga akan diisi dengan lomba membaca puisi, bercerita dan lomba membaca biografi mini pahlawan dan tokoh-tokoh nasional yang diikuti ratusan siswa dari tingkat SLTP dan SLTA.

Sejumlah sastrawan nasional juga hadir meberikan pelatihan singkat, motivasi dan melakukan penjurian berbagai lomba, diantaranya ‘Si Celurit Emas’ Zawawi Imron dan pemenang Khatulistiwa Award, Hasan Aspahani.

Dihubungi secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang sedang berada di luar negeri mengatakan, acara ini digelar untuk meningkatkan kemampuan literasi warga, khususnya pelajar Banyuwangi.

Keterampilan menulis akan semakin terasah dengan kebiasaan membaca, sehingga kedua kebudayaan tersebut tak terpisahkan, dan masih perlu ditingkatkan di Indonesia.

"Kami percaya segala hal bermula dari membaca. Menulis dan membaca sebenarnya adalah sesuatu yang natural. Karena itulah, saya merasa perlu menghadirkan festival sastra di Banyuwangi. Saya berharap, festival ini bisa mendorong lahirnya generasi penerus pembaca dan penulis dalam negeri," ujar Anas, yang tengah menghadiri seminar Leadership Enhancement di Universitas GRISP Tokyo, Jepang.

Ditambahkan Anas, sastra dipilih karena mengacu pada data yang dirilis oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, selama tahun 2016, jumlah peminjam buku di perpus didominasi oleh buku kesusasteraan.

Selain itu, imbuh Anas, berdasarkan beberapa hasil penelitian, seorang yang suka membaca buku sastra akan menjadikan orang lebih berpikiran luas.

“Ada sekitar 40,2 persen peminjam buku di perpustakaan Banyuwangi itu meminjam buku sastra. Selain itu orang yang suka membaca sastra lebih memiliki pemikiran yang terbuka dari pada yang tidak suka membaca sastra,” terang Anas seraya mengutip hasil penelitian ilmuwan Universitas Toronto, Kanada Maja Djiki yang dipublikasikan di Creativity Research Journal.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES