Peristiwa Daerah

Aliansi Mahasiswa Bali Memperingati 33 Tahun Meninggalnya Arnold Cleamen

Rabu, 26 April 2017 - 19:11 | 56.28k
Aliansi Mahasiswa Papua Bali menggelar aksi damai untuk mengenang 33 tahun kematian Arnold Cleamen Ap di lapangan Monumen Bajra Sandi Denpasar. Pada rabu sore(26/04/2017). (Foto Khadafi/TIMES Indonesia)
Aliansi Mahasiswa Papua Bali menggelar aksi damai untuk mengenang 33 tahun kematian Arnold Cleamen Ap di lapangan Monumen Bajra Sandi Denpasar. Pada rabu sore(26/04/2017). (Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aliansi Mahasiswa Papua Bali menggelar aksi damai untuk mengenang 33 tahun kematian Arnold Cleamen Ap di lapangan Monumen Bajra Sandi Denpasar. Rabu (26/04/2017) sore.

Dalam aksi damai tersebut para mahasiswa melakukan pembacaan puisi dan dan menyanyikan lagu ciptaan Arnold Cleamen Ap bersama kawan-kawan Arnold yang tergabung dalam "Mabesak".

Selain itu, beberapa pemuda Papua dengan memakai pakaian adat Papu yakni Koteka dengan menampilkan tarian Tarian Sapusa sebagai tarian mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat Papua dan Tarian Yospa.

Hal itu untuk mengenang kesedihan atas meninggalnya Arnold Cleman Ap dan beberapa lagu-lagu lokal Papua lainnya. 

Natalis Bukega, Humas Aliansi Mahasiswa Pupua Komite Bali menjelaskan, bahwa aksi damai ini untuk mengenang 33 tahunnya Arnold Cleman Ap yang dibunuh karena dianggap seperatis (Organisasi Papua Merdeka, (OPM).

mahasiswa-papuaGwYtg.jpgAliansi Mahasiswa Papua Bali menggelar aksi damai untuk mengenang 33 tahun kematian Arnold Cleamen Ap di lapangan Monumen Bajra Sandi Denpasar. Pada rabu sore(26/04/2017). (Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

"Dia dibunuh karena diangap separatis tetapi sebenarnya bukan itu. Dia menyuarakan aspirasi rakyat Papua yang dianianya. Ditindas dan segala macamnya. Dia mengangkat harapan-harapan rakyat Papua melalui lagu yang ia nyayikan. Makannya lagunya hidup dan dikenang selama ini oleh masyarakat Papua," jelasnya, kepada TIMES Indonesia.

Menurut Natalis, Arnold Cleaman Ap bagi masyarakat Papua sebagai pelopor seni dan budaya sekaligus aktivis yang selalu memperjuangkan hak-hak masyarakat Papua melalui lagu-lagunya yang menyampaikan isi hati masyarakat Papua.

"Tetapi, dia dibunuh dan dikejar-kejar oleh penguasa dan pengusaha dan pemerintah yang mengangapnya sosok Arnold adalah separatis. Itulah yang salah. Lalu kelompok Arnold dibunuh, dan lagu-lagunya di bungkam. Tetapi, kami masih yakin, apa yang dilakukan Arnold adalah untuk bangsa dan rakyat Papua. Dari itu, kami akan terus memperjuangkannya," tegasnya.

Masih menurut Natalis, bahwa ketika rakyat Papua bersuara dan bernyayi, malah dibungkam oleh kaum kapitalis dan imprealis. Bahkan sampai saat ini masih terjadi hal semacam itu. 

"Orang-orang yang melakukan pembunuhan itu adalah orang yang menentang masyarakat Papua untuk mendapatkan hak yang mereka inginkan," tegasnya.

Diketahui, Arnold adalah seorang pelopor gerakan kebangkitan Seni dan Budaya di Papua Barat. Selain itu, Arnol dan kawan- kawan mahasiswa di Jayapura sebagai mahasiswa yang bergerak di seni dan budaya.

Terbukti, tahun 1972, gerakannya dimulai dari gereja-geraja, panggung hingga terakhir di RRI Nusantara lima Jayapura.

Gerakan tersebut tumbuh dan terus berkembang, yang kemudian pada 15 Agustus 1978 silam dijadikan sebagai hari lahirnya grup musik yang diberi nama "Mambesak".

mahasiswa-papua-2Pg5xa.jpgAliansi Mahasiswa Papua Bali menggelar aksi damai untuk mengenang 33 tahun kematian Arnold Cleamen Ap di lapangan Monumen Bajra Sandi Denpasar. Pada rabu sore(26/04/2017). (Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

Tujuan didirikannya grup musik "Mambesak"  itu untuk menghibur hati masyarakat Papua yang sedang diintimidasi, dianiaya, diperkosa dan dibunuh di atas tanahnya sendiri.

Gerakan Mambesak memberikan inspirasi yang kuat dan membangkitan nasionalisme bangsa Papua, sehingga perlawanan pun semakin lama mulai menguat di daerah-derah Papua lainnya.

Namun sayang, pemerintah Indonesia menilainya bahwa gerakan tersebut sangat berbahaya sehingga Arnol dan teman-temannya ditangkap dan ditahan sejak November 1983 lalu.

Oleh pemerintah sat itu, Arnold dituduh sebagai OPM kota yang ikut berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan Papua. Mayat Arnold ditemukan pada 26 April 1984 di Pantai Base G, Jayapura yang dulunya dikenal dengan nama Holandia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES