Pendidikan

Begini Jalur yang Ditempuh Pemuda Jempol Banyuwangi untuk Cerdaskan Daerah

Senin, 24 April 2017 - 17:11 | 28.87k
Suasana kegiatan JGTS di SDN 3 Kalipuro Banyuwangi. (foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Suasana kegiatan JGTS di SDN 3 Kalipuro Banyuwangi. (foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekumpulan pemuda-pemudi Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang tergabung dalam Komunitas Jempol menggelar acara edukasi di sekolah-sekolah dasar. Kegiatan bertajuk Jempol Goes to School (JGTS) itu mereka lakukan semata-mata demi meningkatkan kecerdasan dan kesehatan anak-anak daerah.

Kepada TIMES Indonesia, Lisa Ayu Lestari salah satu relawan Jempol Banyuwangi mengatakan, komunitas yang berisi banyak sarjana muda itu dibentuk awal tahun 2016. Pengurus utama berjumlah 9 orang, sedangkan relawan yang terlibat dalam JGTS terakhir berjumlah 55 orang.

“Hingga kini kita sudah gelar JGTS 5 kali di beberapa sekolah dasar. Kita berikan adukasi kebersihan, makanan sehat dan ajakan untuk membaca,” kata Lisa, Senin (24/4/2017).

Seperti yang mereka lakukan bersama 84 anak, siswa SDN 3 Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu lalu, (22/4/2017). Dibagi dalam dua kelompok, kelas A berisi siswa kelas 1 dan 2 serta kelas B berisi siswa kelas 3,4,5 dan 6, diajari cara cuci tangan, makan makanan sehat hingga pengetahuan perlindungan seks.

“Kita ajari cara mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan praktik dan lagu pemandu agar mereka bersemangat. Kita juga ajarkan bahan makanan apa saja yang sehat bagi tubuh kita dengan gambar-gambar menarik,” kata Arik Fajar, Ketua Panitia JGTS 5.

Materi kesehatan itu disampaikan dr Erwin Kurniawan yang biasa bertugas di RS Krikilan, Kecamatan Glenmore dan dr Tyo yang bertugas di RS Fatimah Banyuwangi.

Khusus untuk kelas B, juga dilengkapi materi organ dalam tubuh manusia dan kaitannya dengan makanan sehat yang dikonsumsi. Satu lagi materi bermanfaat yang disampaikan, yakni tentang seks dan membangun kesadaran untuk menghindarkan diri pelecehan seksual.

“Kita kasih tahu bagian badan mana yang tidak boleh dipegang orang asing. Kami anggap ini penting untuk menghindarkan mereka dari tindakan asusila,” pungkas Arik.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES