Peristiwa Daerah

Warga Denpasar Tuntut Penututan TPA Suwung

Senin, 24 April 2017 - 16:05 | 49.03k
Kelian Adat Desa Pesanggaran I Wayan Widiada dan Kepala Lingkungan Pesanggaran Putu Sucipta saat ditemui di Denpasar, Senin(24/04/2017).(Foto Khadafi/Times Indonesia)
Kelian Adat Desa Pesanggaran I Wayan Widiada dan Kepala Lingkungan Pesanggaran Putu Sucipta saat ditemui di Denpasar, Senin(24/04/2017).(Foto Khadafi/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Desa Kelurahan Pesanggaran, Kecamatan Denpasar, Bali mendesak penutupan tempat pemuangan akhir (TPA) Suwung. Warga beralasan, TPA tidak dikelola dengan baik sehingga menimbulkan bau.

Kelian Adat Desa Pesanggaran I Wayan Widiada menjelaskan, pengolahan sampah di TPA Suwung yang buruk menyebabkan warganya menjadi korban selama 25 tahun terakhir.

"Kondisi yang paling dirasakan masyarakat adalah adanya bau busuk yang justru terjadi saat upacara besar keagamaan. Masyarakat tidak konsentrasi mengikuti upacara karena terganggu dengan bau tak sedap dari sampah itu," ucapnya di Denpasar, senin (24/04/2017).

Menurutnya, pihak desa adat sudah minta petugas sampah untuk tidak bolak balik menurunkan sampah saat upacara sedang berlangsung karena itu akan menyebarkan aroma yang tidak sedap sampai ke pemukimana warga. Namun permintaan ini tidak pernah digubris. 

Selain itu menurut wayan, protes warga terhadap sistem pengolahan TPA Suwung sudah dilakukan berkali-kali namun tidak ada hasil. Ia menilai, manajemen pengolahan TPA Suwung yang buruk akibat konflik kepentingan politik antara Kota Denpasar dengan Pemprov Bali.

Wayan mengatakan, sampah di TPA Suwung tidak dikelolah dengan sistem teknologi yang tepat. Sampah-sampah yang masuk hanya ditumpuk, dipadatkan, lalu ditutup tanah. Setelah itu sampah itu dibolak balik untuk kemudian ditumpuk lagi agar berubah menjadi kompos. Proses itulah yang menjadikan wilayah Suwung secara keseluruhan tercemar bau busuk.

"Banyak warga yang mengeluhkan hal tersebut. Tapi pemerintah tidak bisa buat apa-apa karena teknologinya belum mencukupi," ungkapnya

Sementara Kepala Lingkungan Pesanggaran Putu Sucipta mengatakan, pihak mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan masalah sampah di TPA Suwung.

"Jangan sampai kami kehilangan kesabaran. Kami sudah sangat tersiksa selama 25 tahun dengan aroma yang tak sedap. Dimana-mana, tidak ada TPA yang berada di tengah kota, ini hanya ada di Bali," ujarnya.

Ia meminta agar pemerintah segera mencarikan solusi terbaik untuk penanganan TPA Suwung. Solusi pertama adalah mencarikan investor untuk melakukan pengolahan sampah secara tepat, tidak bau busuk dan berguna bagi masyarakat.

"Beberapa hari lalu anggota DPRD Kota Denpasar mendatangi TPA Suwung dari Partai NasDem. Dijelaskan jika ada 20 investor yang berminat. Tetapi koq lama sekali eksekusinya. Ini ada apa. Sementara warga sudah lama menjadi korban," ungkapnya.

Solusi lain adalah TPA Suwung harus dipindahkan dari lokasi yang sekarang ini. "Pemerintah silahkan mencari lahan yang baru entah dimana asalkan jauh dari pemukiman penduduk dan dikelolah secara maksimal," ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES