Ini yang Harus Dibenahi dalam Penyelenggaraan Banyuwangi International BMX

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyuwangi International BMX 2017 yang memasuki edisi kedua bisa disebut sukses dalam segi jumlah peserta, namun untuk segi promosi dan publikasi dirasa kurang.

Penilaian ini disampaikan Ade Ridwan, Protokoler Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) yang meninjau jalannya lomba di sirkuit BMX Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.

"Harusnya orang lokal sudah tahu dengan acara besar yang digelar. Kok ini biasa-biasa saja. Kalau tetangga kita aja gak tau, bagaimana mau dikenal oleh negara lain," Kata Ade Ridwan, Sabtu (22/4/2017).

Gebyar kemegahan kompetisi international ini juga kurang terlihat. Hanya nampak gebyar bendera ataupun sepanduk di jalan masuk lokasi sirkuit pertandingan.

"Harusnya warung di sekitar bandara itu juga tahu dan semuanya disiapkan matang-matang untuk event kelas dunia ini. Masak ID Card untuk tamu undangan aja gak ada," ungkapnya.

Dirinya berharap Banyuwangi International BMX bisa terasa sebagai turnamen internasional. Dalam penilaian Ade, yang terasa adalah sebuah turnament lokal. 

"Itu hanya perbandingan saja, selebihnya dirasakan sendiri," papar mantan atlet yang pensiun tahun 1995 ini.

Namun untuk teknis penjurian ISSI sangat mengapresiasi karena sudah mengambil dari manca negara juga dari Union Cycliste Internationale (UCI). 

"Kalau teknis sudah baik, wasitnya juga dari luar semua," pungkasnya.

Hingga saat ini pertandingan International BMX masih terus digelar, masih memasuki tahap kualifikasi disemua kelas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement