Peristiwa Daerah

Kisah Prajurit Wanita TNI AU Penjaga Perdamaian

Jumat, 21 April 2017 - 20:49 | 308.60k
Serka Nia Juniati Wanita Angkatan Udara Indonesia (WARA) Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Jum'at, 21/4/2017. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Serka Nia Juniati Wanita Angkatan Udara Indonesia (WARA) Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Jum'at, 21/4/2017. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB. Terik panas matahari menerangi lingkungan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (Lanud Abd Saleh) Malang, Jawa Timur, Jumat (21/4/2017). 

Berada di salah satu ruang kantor Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Abd Saleh, TIMES Indonesia menemui salah satu prajurit perempuan TNI AU yang pernah bertugas sebagai personel penjaga perdamaian (peace keeper) kontingen Garuda XXVI G tahun 2014-2015.

Dia bernama Nia Juniati, berpangkat Sersan Kepala. Perempuan kelahiran Jakarta, 30 Juni 1985 ini bertugas selama satu tahun di Lebanon, tergabung dalam Satgas Force Head Quarter Support Unit (FHQSU). 

Serka-Nia-Juniati-2FsA4.jpgSerka Nia Juniati menjadi Pasukan Garuda di Lebanon dalam misi perdamaian. (Foto: istimewa)

Dari sekitar 1.160 prajurit Indonesia yang tergabung dalam kontingen Garuda XXVI G, terdapat 'hanya' 20 prajurit perempuan di dalamnya, termasuk Nia.

Untuk bergabung sebagai anggota kontingen Garuda, bukan hal mudah. "Saya dipanggil mengikuti tes selama 2 minggu di Jakarta dan Bogor. Mulai kesehatan umum, kesehatan jiwa, hingga kesamaptaan jasmani," tuturnya mengawali perbincangan.

Usai diumumkan terpilih, Nia kembali ke Bogor untuk menjalani latihan selama beberapa bulan. Latihan ini merupakan persiapan tugas sebagai peace keeper di Lebanon. Ribuan prajurit ditempa dengan berbagai pelatihan agar mampu beradaptasi dengan lingkungan rawan konflik. 

Serka-Nia-Juniati-47yFmJ.jpgSerka Nia Juniati menjadi Pasukan Garuda di Lebanon dalam misi perdamaian. (Foto: istimewa)

Desember 2014, Nia bersama 9 prajurit perempuan lainnya memulai tugas di Satgas FHQSU. Selama di Lebanon, Nia bertugas di bagian perpustakaan (library). Tugasnya melayani kebutuhan logistik, khususnya media bagi para prajurit penjaga perdamaian.

"Library menjadi sarana mengatasi kejenuhan prajurit yang bertugas. Mereka bisa membaca buku atau meminjam vcd di library," terang perempuan yang masih berstatus lajang ini.

Berinteraksi dengan para prajurit dari berbagai negara di dunia menjadi pengalaman berharga dan tak terlupakan. Selain bisa belajar bahasa, dia mendapatkan banyak pelajaran tentang kehidupan para prajurit wanita dari lain negara. 

Serka-Nia-Juniati-37SHa.jpgSerka Nia Juniati menjadi Pasukan Garuda di Lebanon dalam misi perdamaian. (Foto: istimewa)

Menurutnya, prajurit wanita bisa tangguh dan profesional dalam menjalankan tugas. Pekerjaan berat atau biasa dilakukan kaum pria, mampu dilakukan secara profesional. Dia mengisahkan bagaimana seorang prajurit wanita menjadi sopir truk atau mengangkat alat berat. Semua dilakukan dengan profesional dan penuh tanggung jawab.

Menjalani rutinitas tugas di negeri orang, memunculkan kerinduan akan kampung halaman dan keluarganya. Komunikasi melalui video call menjadi pilihan 'bertemu' anggota keluarga di Malang. 

"Saya memanfaatkan wifi di kantor untuk komunikasi. Keluar dari kantor sudah nggak ada sinyal," ujar wanita yang bertugas di Dinas Personel Lanud Abd Saleh ini.

Suka duka yang dijalaninya selama bertugas tidak menutupi rasa bangganya bisa menjadi bagian dari pasukan perdamaian dunia dan membawa nama baik Indonesia.

Kebanggaaan itu tertanam dalam jiwa sebagai prajurit wanita TNI AU. Hidup di era global, dia memandang bahwa image wanita berubah, dengan melakukan hal-hal besar sehingga setara dengan kaum pria. 

Khususnya kepada para kartini muda, dia berpesan jangan terpengaruh dengan hal-hal negatif, karena wanita berperan penting terutama dalam keluarga. 

"Wanita bisa mencari nafkah, juga sekaligus mengurusi keluarga. Peran ini sangat penting, makanya jangan sampai terpengaruh hal-hal negatif," ucapnya mengakhiri wawancara.

Pengalaman Serka Nia Juniati sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB ini menjadi contoh tentang ketangguhan sosok Kartini masa kini. Selamat Hari Kartini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES