Peristiwa Daerah

'Alumni' Warga Binaan Lapas Bernostalgia di Nusantara Mengaji

Kamis, 20 April 2017 - 18:15 | 53.86k
Sejumlah mantan warga binaan yang hadir dalam nusantara mengaji. (Foto: Abdul Wahet/TIMES Indonesia)
Sejumlah mantan warga binaan yang hadir dalam nusantara mengaji. (Foto: Abdul Wahet/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Nusantara mengaji di lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas 2B Bondowoso yang digelar pada hari Kamis (20/4/2017) tidak hanya menjadi kegiatan membaca Al Quran semata.

Namun juga menjadi nostalgia 'alumni' lapas yang juga memiliki Pondok Pesantren yaitu Pesantren At Tawabun itu.

Kedatangan mantan warga binaan ini memang sengaja untuk mengingat kembali masa suram ketika mereka masih berada di balik jeruji besi lapas.

"Ini Pak Kepala Lapas (Ade Kumanto) saya membawa beberapa 'alumni' lapas dan rutan. Ada 'alumni' porong, ada 'alumni' medaeng dan ada pula 'alumni' lapas Bondowoso," tutur H Ahmad Dhafir menunjukkan mantan warga binaan kepada Kepala Lapas 2 B Bondowoso.

Rata-rata 'alumni' yang sudah insaf tersebut dipercaya warga di tempatnya masing-masing sebagai tokoh. Bahkan banyak yang menjadi kepala desa di desanya.

Sebut saja H Su'udi yang sekarang menjabat Kepala Desa Ardisaeng Kecamatan Pakem. 

Kemudian ada Suroso yang dipercaya menjadi Kepala Desa Puranama Kecamatan Tegalampel. Dan beberapa 'alumni' lain yang juga menjadi kepala desa serta beberapa mantan kepala desa yang juga hadir ke lapas Bondowoso seperti Syaiful.

"Kami senang bisa ke tempat ini lagi. Tapi bukan untuk tinggal disini lagi. Kami hanya ingin bernostalgia mengenang kenangan yang sudah lama terkubur," jelas Syaiful sambil terkekeh.

Pantauan TIMES Indonesia, tampak sejumlah 'alumni' itu juga dengan khidmat mendengarkan warga binaan lapas melantunkan ayat suci Al Quran.

Sementara itu, Ketua PC NU Bondowoso, KH Abdul Qodir syam yang juga hadir dalam kesempatan itu mengatakan bahwa pesantren At Tawabun Lapas Bondowoso ini merupakan pesantren yang representatif.

Pasalnya, pengasuh dan ustadz yang mengajar 'santri' di tempat ini daru berbagai kalangan kiai dan ustadz mulai dari yang tradisional seperti NU dan yang bebrwawan modern.

"Ini yang harus dikembangkan. Karena mungkin ini satu-satunya Lapas di Indonesia yang memiliki pesantren," tutur KH abdul Qodir. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES