Wisata

Wisata Jamu Gendong ada di Yogyakarta

Selasa, 18 April 2017 - 04:18 | 239.94k
ILUSTRASI - Penjual Jamu Gendong saat melayani pembeli (Foto: Indonesiakaya)
ILUSTRASI - Penjual Jamu Gendong saat melayani pembeli (Foto: Indonesiakaya)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebagai kota yang dikenal dengan warisan budayanya, Yogyakarta terus menggalakkan wisata yang mengusung khasanah leluhur.

Selain menjual bangunan sejarah jaman kerajaan, Yogyakarta juga menjual jamu sebagai obyek wisatanya. Yogyakarta ada Desa Wisata Jamu Gendong. Tempatnya di Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul kini telah dibangun Desa Wisata Jamu Gendong. 

Markus Sutrisno Pemandu wisata Desa Kiringan menjelaskan di desa wisata ini tak hanya menyediakan jamu saja, namun beragam olahan jamu seperti permen jamu, sirup jamu, hingga es krim dan sabun jamu. 

"Jamu gendong itu bisa diminum 12 jam. Kalo ada tamu malam hari gimana, makanya jamu dibikin sirup. Sirup siap minum. Satunya kayak sirup lain dengan dihangatkan air dulu. Sirup bertahan 3 bulan," ujar Sutrisno.

Sejak menjadi desa wisata pada 2015, Desa Kiringan mulai banyak dikunjungi wisatawan. Walaupun tidak setiap hari namun kedatangan wisatawan ini dapat menjadikan ekonomi warga juga ikut terangkat. Sebab produk-produk jamu kerap menjadi buah tangan para wisatawan, tak hanya domestik tapi juga wisatawan mancanegara. Bahkan banyak wisman yang ikut pelatihan, mengingat tempat ini juga dilengkapi lahan tanaman jamu untuk pembelajaran. 

"Tamu-tamu ini belum tiap hari, tapi datang banyak mulai dari sekolah Bogor, Pekalongan juga. Orang asing sudah ada dari Belanda, Australia, India, Amerika, Filipina, hingga Timor Leste. Australia menarik karena ada sampai belajar disini tiga bulan dan jual jamu keliling. Sampai betul-betul mengamati," papar Sutrisno.

Desa wisata ini menawarkan beberapa paket yang bisa dipilih bagi wisatawan yang datang. Mulai dari paketan membuat satu resep jamu yaitu misal temulawak instan. Khusus pelajar akan dikenakan biaya Rp 30 ribu. Harga itu sudah mendapat welcoming drink jamu seperti secang beras kencur wedang uwuh. 

Setelah itu ada pemaparan tentang jamu dan ada filmnya. Setelah itu Wisatawan akan diajak keliling kebon dahulu. Untuk melihat tanaman langsung setelah itu wisatawan baru diajak praktik membuat temulawak, yang hasilnya boleh dibawa pulang.

"Ada paketan bikin jamu dan menginap dua malam tiga hari. Makan minum sesuai dengan mbok ya masing-masing. 100 orang bisalah di homestay kami. Satu rumah ada satu hingga tiga kamar," kata Sutrisno.

Wow, menarik bukan? Jadi referensi liburan yang berbeda.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Berbagai Sumber

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES