Indonesia Positif

Ciptakan Burger Boran, Cara Mahasiswa Lamongan Lestarikan Makanan Tradisional

Senin, 17 April 2017 - 14:54 | 296.84k
Burger Boran hasil kreasi mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla). (Foto: Khoiroh Ummu Rodhiyah/TIMES Indonesia)
Burger Boran hasil kreasi mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla). (Foto: Khoiroh Ummu Rodhiyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – “Burger Boran Usaha Melestarikan Makanan Khas dan Tradisional dari Lamongan”, yang menjadi kreasi mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Manajemen berhasil mengharumkan Universitas Islam Lamongan (Unisla).

Kreasi di Progam Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan dari Unisla, membawanya hingga menembus Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (DIKTI). 

“Kami ingin menghadirkan jenis burger baru yakni burger boran yang belum ada di Indonesia," ujar Ketua Pelaksana, Linda Grandis Febrianti, Senin (17/4/2017).

PKM Kewirausahaan Burger Boran tersebut diusung Linda bersama dengan Asmaul Khusnah, Faiqotul Mazidah, Ainin Nadziroh dan dengan didampingi Dosen Pembimbing, Diah Ayu Novitasari. 

Mahasiswa-Unislav05p7.jpg

Untuk diketahui, PKM merupakan suatu wadah yang dibentuk oleh Dikti. Program ini merupakan penerus dari Program Karya Alternatif Mahasiswa pada tahun 1997, kemudian berganti nama menjadi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan sekarang bernama Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). 

Linda menjelaskan, Burger Boran ini menyajikan aroma khas nasi boran Lamongan, dengan menggunakan dua macam jenis rasa. "Kami menyajikan fillet daging dan fillet ikan dengan paduan bumbu boran khas Lamongan,” tutur Lindanya. 

Lebih lanjut, Ia mengaku, munculnya ide untuk membuat Burger Boran berawal dari nasi boran yang kurang dikenal oleh masyarakat di luar Kabupaten Lamongan. Menurutnya, kebanyakan masyarakat luar Lamongan hanya mengenal soto sebagai makanan khas Kabupaten Lamongan.

"Hal inilah yang mendorong kami untuk berinisiatif mengenalkan nasi boran kepada publik," ucap Linda menuturkan. 

Pun demikian, dengan pemilihan memadu - padankan nasi boran dengan burger. Ia mengaku, Burger Boran bisa menjadi alternatif sehat selain burger yang sudah beredar luas di pasaran. 

"Saat ini masyarakat Indonesia burger telah menjadi trend makanan di kalangan anak muda. Tapi jenis burger di Indonesia masih terbatas, hanya ada beberapa jenis saja," kata dia. 

Untuk menghadirkan makanan yang berbeda, sambung Linda, dibutuhkan proses panjang, mulai dari penelitian yang mendalam tentang kandungan produk hingga minat pasar terhadap produk baru. 

“Untuk kedepannya, kita memikirkan strategi lagi untuk mempersiapkan usahanya. Dan pastinya banyak hal yang akan dilakukan, jadi kita butuh kerja sama tiap anggota,” ucapnya. 

Di siai lain, Dosen Pembimbing, Diah Ayu, berharap,  program kewirausahaan penyedia makanan berbasis boran ini, dapat menumbuhkan semangat inovasi dari mahasiswa dalam berwirausaha dan berkreasi dalam pengaplikasian keilmuannya. Ia menilai, inovasi dari mahasiswa, akan membawa nama harum Unisla diberbagai kalangan, baik nasional maupun internasional. 

“Program ini juga dapat memberikan feedback bagi Universitas dalam mengetahui kemampuan mahasiswa dalam berkarya, baik sebagai masukan bagi kurikulum (kewirausahaan) maupun sebagai evaluasi,” tuturnya. 

Ia menerangkan, atas program ini, mahasiswa akan mendapat banyak pembelajaran dalam proses perencanaan program hingga pelaksanaan, kerjasama tim, dan kemandirian. "Mahasiswa baik secara tidak langsung terlatih untuk berpikir positif, kreatif, inovatif, dan dinamis," ujarnya. 

Diah menambahkan, produk yang dihasilkan mahasiswa akan menjadi modal dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar. “Jadi pemeran utama berwirausaha adalah mahasiswa bukan masyarakat lain ataupun mitra lainnya,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-4 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES