Rasa Kemanusiaan Polisi Diuji saat Jaga Tahanan
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menahan seseorang karena diduga menjadi pelaku tindak pidana dalam tempat khusus di Rumah Tahanan (Rutan) Polsek bukanlah tugas yang mudah. Ketika seseorang menghadapi situasi yang sedemikian berat segala sesuatu bisa saja terjadi.
Namun Polri tetap berkewajiban untuk memperlakukan para warga binaan tersebut sesuai hak azasi manusia (HAM), karenanya disetiap kesatuan Polri termasuk Polsek terdapat satu unit kerja khusus untuk melayani para tahanan yang ada di Rutan masing-masing.
Disitu rasa kemanusiaan Polisi diuji. Sering dijumpai kasus tahanan sakit atau berkeinginan melarikan diri umumnya selalu ada keterlibatan orang luar.
Menurut Kapolsek Ampelgading AKP Achmad Sueb, yang dibutuhkan adalah pemahaman dari keluarga tersangka keberadaannya sudah ditanggung oleh negara sehingga tidak perlu ada kekhawatiran tersangka kelaparan, sampai mengirimkan makanan yang terkadang malah menjadi penyakit.
“Pernah ada beberapa tahanan yang menderita sakit perut, maag nya kambuh, dan lain-lain setelah diperiksa medis ternyata dia mengaku habis makan kiriman dari keluarganya, kan jadi kita yang repot juga,” papar Sueb.
Disamping itu berdasarkan pengalaman di rutan lain adanya kasus tahanan melarikan diri umumnya juga menggunakan benda-benda yang dikirim dari luar rutan seperti gergaji besi dan sejenisnya.
“Sayang sekali, karena tindakan itu justru makin menyulitkan dia. Tapi kami telah punya jurus jitu untuk mengantisipasi hal tersebut,” kata pria yang telah lebih dari setahun bertugas di polsek perbatasan Kabupaten Malang-Kabupaten Lumajang itu.
Terlebih dengan SOP pengamanan tahanan yang digagas Kapolres Malang “Daily Cheklist” tidak memberi peluang bagi tahanan untuk bertindak nekat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Rochmat Shobirin |