Peristiwa Daerah

Berharap Keselamatan, Desa Adat Munggu Gelar Upacara Mekotek

Sabtu, 15 April 2017 - 23:32 | 108.12k
Tradisi Ngerebek atau Mekotek yang unik di Desa Adat Munggu. Kecamatan Mengwi. Kabupaten Tabanan Bali, Sabtu (15/04/2017).(Foto: Khadafi/ TIMES Indonesia)
Tradisi Ngerebek atau Mekotek yang unik di Desa Adat Munggu. Kecamatan Mengwi. Kabupaten Tabanan Bali, Sabtu (15/04/2017).(Foto: Khadafi/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ngerebek atau Mekotek adalah sebuah tradisi khas yang dimiliki oleh Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi. Kabupaten Tabanan, Bali.

Sabtu (15/4/2017), ribuan pemuda desa menggelar Mekotek yang merupakan upacara untuk meminta keselamatan dan menolak bala.

Tradisi Mekotek berawal dari Kerajaan Mengwi. Raja Mengwi yang berkuasa di daerah Mengwi sampai ke Desa adat Munggu, berencana untuk menjajah kerajaan Blambangan di Jawa.

Tradisi-Mekotek-AeHyY.jpg

Sebelum menjajah Raja Mengwi memohon doa restu di Pura Dalam Wisesa Adat Munggu bersama rakyat dan pepatihnya, atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, konon Raja Mengwi diberkahi tombak dan tameng sebagai senjata.

Singkat cerita Raja Mengwi dapat menaklukan Raja Blambangan, setelah mendapat kemenangan Raja Mengwi kembali pulang, namun didalam perjalanan tepatnya di tanah Gilimanuk. Raja Mengwi saling serang antar temannya sebagai wujud rasa gembira atas kemenangan menaklukan Raja Blambangan, lalu Raja Mengwi lalu berjanji mengadakan kegiatan Mekotek di Wilayah Desa Adat Munggu setiap Saniscara (Hari sabtu kliwon) Wuku Kuningan yang bertepatan pada hari raya Kuningan.

Tradisi-Mekotek-BysQHZ.jpg

Bendesa Adat Munggu I Made Rai Sujana menjelaskan bahwa acara tradisi Mekotek merupakan suatu tradisi turun menurun yang dimulai pada zaman kejayaan kerajaan Mengwi yang dulu beristana di Desa Adat Munggu, dan tradisi Mengkotek ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional.

"Baru-baru ini sudah ditetapkan sebagai warisan Budaya Nasional oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan," ucapnya.

Selain itu Sujana juga menuturkan makna tradisi Mekotek ini yang menurutnya mempunyai tiga makna, yang pertama adalah sebuah penghormatan bagi jasa para pahlawan dahulu, karena tradisi Mekotek ini suatu kemenangan perang kerajaan Mengwi dalam memperluas wilayah kekuasaannya.

Kedua makna Mekotek ini mempunyai makna menolak bala atau memberikan keselamatan dan kesuburan pada lahan petani yang ada di Mengwi dan juga mengusir roh-roh jahat yang akan masuk pada masyarakat.

"Kenapa masyarakat menyakini tradisi penolak balak, karena pada zaman penjajahan tradisi ngerebek ini pernah dilarang oleh penjajah karena dikira akan melakukan pemberontakan atau perlawanan kepada Belanda sehinga yang terjadi di Desa dan masyarakat dahulu banyak yang terkena penyakit bahkan banyak yang sampai meninggal, dan lahan pertanian juga banyak yang terkena hama," ungkap Sujana.

Selanjutnya menurut Sujana Makna yang ketiga adalah suatu alat pemersatu bagi para anak-anak muda, dengan melaksanakan tradisi Mekotek mudah-mudahan menjauhkan dari hal-hal negatif seperti memakai narkoba dan hal lainnya.

Lebih jauh lagi Sujana juga menambahkan untuk prosesi upacara Mekotek ini dimulai pukul 02:00 Wita dengan menggelar sembayang bersama di Pura, dan setelah itu berjalan bersama sambil melakukan Mekotek atau perang bersama dengan menggunakan kayu Pulet kayu asli Bali yang sangat kuat. 

Tongkat-tongkat kayu ini kemudian saling diadu antar kelompok. Kayu-kayu juga disusun sedemikian rupa sehingga membentuk piramida kayu yang bisa dinaiki oleh orang. Peserta kemudian mengelilingi desa sekitar hingga sore hari.

"Upacara Mekotek ini diikuti 12 Banjar Adat seluruh Desa Adat Mungguh dan prosess pertama kita melakukan sembayang bersama untuk memohon keselamatan saat kita melakukan tradisi ngerebek  atau Mekotek ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES