Kesehatan

Wah Ternyata Kuteks Ganggu Reproduksi Wanita

Sabtu, 15 April 2017 - 05:16 | 28.85k
ILUSTRASI: Penggunaan Kuteks. (Foto: liputan6)
ILUSTRASI: Penggunaan Kuteks. (Foto: liputan6)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sesuai kodratnya wanita selalu ingin tampil cantik. Baik dari dalam maupun dari luar. Kosmetik merupakan bagian terpenting dari kaum Hawa. Meski demikian wanita harus pandai memilih dan memilah kosmetik yang baik dan tidak berdampak buruk bagi kesehatan. 

Para ahli mengatakan, kosmetik seperti cat kuku dan krim anti-penuaan mengandung tinggi kandungan kimia. Hal ini akan menyebabkan efek negatif pada tubuh,  bahkan pada kesuburan wanita. 

Dikutio dari Zeenews bahan kimia dalam produk kecantikan telah menimbulkan efek yang rumit pada hormon wanita. Sagarika Aggarwal ahli IVF, mengungkapkan bahan kimia dalam produk kosmetik juga menimbulkan efek samping pada sistem reproduksi wanita. 

Beberapa bahan kimia yang mengganggu endokrin telah diidentifikasi memengaruhi fungsi ovarium yang abnormal, keguguran dan infertilitas pada perempuan," ungkapnya. 

Ia mencontohkan bahan dalam cat kuku mengandung bahan kimia. Diketahui bahan berbahaya itu menyebabkan cacat lahir dan membahayakan kesuburan. Di antaranya, formaldehida, phthalates seperti DPT (dibutil ftalat), toulene dan berbagai senyawa organik yang mudah menguap lainnya (VOC).

"Phthalates berhubungan dengan kedua infertilitas pada pria dan wanita," tutur ahli IVF, Manjula SM.

Manjula menambahkan, dalam cat kuku mengandung bahan kimia beracun seperti aseton, metil metakrilat, toluena dan etil asetat.

"Toluene yang biasa digunakan pelarut untuk agar kuku mengkilap, juga memengaruhi SSP dan menyebabkan kerugian reproduksi. Phthalates, bahan kimia paling sering ditemukan di hampir setiap produk kosmetik bisa mengganggu kadar hormon, memengaruhi kesuburan dan berkembang dalam ASI ketika hamil," paparnya.

Sementara itu ahli IVF independen, Jyoti Tripathy mengatakan bahwa paparan bahan kimia kosmetik menempatkan perempuan pada risiko yang lebih tinggi mengalami keguguran dan bayi cacat lahir fisik serta mental.

"Hal ini dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, masalah kognisi, perilaku dan otak, ginjal atau kerusakan sistem saraf," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES