Pendidikan

Indonesia Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045, Ini Tahapannya

Rabu, 12 April 2017 - 09:44 | 35.98k
Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian, Dr. Ir. Ani Andayani M.Agr memaparkan tentang kebijakan pembangunan pertanian di STPP Malang, Selasa (11/4/2017).(Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia).
Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian, Dr. Ir. Ani Andayani M.Agr memaparkan tentang kebijakan pembangunan pertanian di STPP Malang, Selasa (11/4/2017).(Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pada tahun 2045, Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Target itu akan dicapai melalui swasembada pangan yang telah dimulai sejak 2016.

"Tahun 2045, Indonesia berkehendak untuk menjadi lumbung pangan dunia," kata Dr Ir Ani Andayani MAgr, Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian pada orasi ilmiah tentang kebijakan pembangunan pertanian di kampus Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang, Selasa (11/4/2017).

Swasembada pangan dimulai pada 2016. Ani mengatakan, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor beras pada 2016. Pada tahun yang sama, Indonesia tidak mengimpor bawang merah dan cabai.

Pada 2017, Indonesia tengah berupaya menuju penghentian impor jagung. "Pada 2017 ini, kita sudah mampu menekan impor jagung sebesar 66 persen. Artinya sudah berkurang cukup besar," ucap Ani.

Selanjutnya, tahun 2019, Indonesia menargetkan swasembada gula untuk domestik. Sedangkan untuk industri ditargetkan pada 2025.

Pada 2020, lanjutnya, Indonesia menargetkan swasembada untuk komoditas perkebunan. Kemudian, 2026 swasembada daging sapi, hingga pada 2045 Indonesia siap menjadi lumbung pangan dunia.

Selain itu, dalam konteks pembangunan pertanian Indonesia, Kementan telah menyusun strategi berjangka dalam rangka percepatan pembangunan pertanian modern menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan.

Strategi berjangka ini dimulai dengan penyusunan regulasi, pembangunan infrastruktur, peningkatan produksi, investasi dan hilirisasi, pembenahan tata niaga domestik, pengendalian impor, hingga terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

"Strategi ini menjadi tuntunan dan tatanan bagi siapapun  pemimpinnya untuk mengimplementasikannya," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES