Peristiwa Daerah

Salurkan Bantuan Sosial di Nganjuk, Mensos Bikin Ibu-ibu PKH Menangis

Senin, 10 April 2017 - 12:22 | 175.23k
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa merangkul Candra Marimar (16), penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kabupaten Tuban, (foto: Fahmi Wahab/Kementerian Sosial for TIMES Indonesia)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa merangkul Candra Marimar (16), penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kabupaten Tuban, (foto: Fahmi Wahab/Kementerian Sosial for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja dan menyalurkan bantuan sosial di Kabupaten Nganjuk, Minggu. Dalam acara yang berlangsung di Pendopo kabupaten tersebut pidato Mensos membuat ratusan ibu-ibu terharu dan menitikkan air mata. 

Pemandangan ini terjadi saat di tengah pidatonya, Mensos yang berdiri di depan ibu-ibu penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) spontan memanggil anak-anak penerima PKH yang hari ini mendapat bantuan atas prestasi mereka di berbagai bidang. 

"Saya panggil Candra Marimar (16) yang baru saja meraih juara 2 kejuaraan Gulat di Thailand mengalahkan peserta dari Vietnam, Laos, Myanmar, Malaysia, dan Singapura. Saya undang juga Ibu Jumiah untuk ke depan. Ibunya Candra ini sungguh luar biasa," tutur Mensos seraya menyalami dan memeluk keduanya.

Candra Marimar adalah anak dari penerima PKH Jumiah, warga Dusun Sumbungrejo Desa Pandanagung Kecamatan Soko Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Candra lahir di Tuban, 13 Maret 2001, anak pertama dari tiga bersaudara. 

Prestasi Chandra baru-baru ini adalah menjadi juara 2 pertandingan Gulat South East Asian Junior & Cadet Wrestling Championships yang digelar di Thailand awal April 2017.

Candra merupakan siswi kelas 10 SMAN Olahraga Jawa Timur, dimana sekolah ini adalah sekolah para atlit dari berbagai kota di Jawa Timur. Ia diterima di sekolah tersebut karena prestasi di bidang gulat yang telah dirintisnya sejak bersekolah di SMPN 02 Soko. Prestasi gulat yang pernah diraih yakni Juara 1 POPDA Jatim serta Juara 1 Kejurnas Gulat PPLP.  

Mensos mengatakan Ibu Jumiah adalah contoh bahwa penerima PKH juga bisa mendidik anak-anaknya hingga berprestasi. Kepada para penerima bantuan, Mensos juga berpesan agar mereka terus memupuk harapan disertai doa dan usaha yang sungguh-sungguh. Ikhtiar ini penting dilakukan agar anak-anak berhasil dalam sekolah dan mampu berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional. 

"Sekarang saya minta semua anak-anak yang juara kelas dan berprestasi maju ke depan, ibunya tolong mendampingi. Nak, jabat dan cium tangan ibumu. Sampaikan terima kasihmu kepada beliau. Atas cinta kasihnya dan doanya kalian bisa mencapai prestasi yang membanggakan," tutur Khofifah. 

Mendengar arahan sang Menteri, anak-anak langsung memeluk dan mencium tangan ibunya. Beberapa anak tampak menangis terharu, tepuk tangan seluruh hadirin tak terbendung, mata para ibu tampak berkaca-kaca. Sejenak Khofifah larut dalam suasana penuh haru dan bangga itu. Dipeluknya para ibu dan anak-anak hingga beberapa saat. 

"Saya ingin menunjukkan bahwa ibu-ibu telah melahirkan dan mendidik anak-anak berprestasi. Kepada ibu-ibu penerima PKH saya mohon gunakan uangnya untuk membeli makanan bergizi. Supaya anak-anak sehat, cerdas dan beprestasi," pesan Mensos. 

Selain Candra, Mensos juga mengenalkan Joni (13). Pelajar SMP ini juga anak dari salah satu penerima PKH di Nganjuk. Prestasinya juga membanggakan, yakni juara 1 tingkat nasional kejuaraan atletik 2.000 meter. Joni yang bercita-cita menjadi tentara ini mengaku ingin terus sekolah dan melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.

Sementara itu ibunda Candra, Jamiah mengaku sangat bersyukur dan bangga atas prestasi anaknya. Saat ditanya bagaimana ia mendidik dan membesarkan anaknya hingga berprestasi, Jamiah yang bekerja sebagai buruh tani mengaku selalu berpuasa Senin-Kamis. 

"Saya tirakat puasa sejak dia sekolah. Waktu dia ke Thailand seminggu, saya sebulan penuh puasa dan terus berdoa mudah-mudahan hasilnya baik," ujar perempuan berkerudung merah muda ini.  

Bantuan Sosial untuk Nganjuk

Dalam kunjungan kerja di Kabupaten Nganjuk, Mensos menyalurkan bantuan sosial total senilai Rp178.020.442.800 dan meresmikan e-Warong Kelompok Usaha Bersama-Program Keluarga Harapan (KUBE PKH). 

Bantuan sosial untuk Kabupaten Nganjuk terdiri dari bantuan sosial PKH tunai untuk 13.974 KPM dengan nilai bantuan Rp26.410.860.000. Bantuan sosial PKH Non Tunai untuk 19.512 KPM dengan nilai bantuan Rp36.877.680.000. 

Selanjutnya Beras Sejahtera (rastra) untuk 82.933 keluarga dengan nilai bantuan Rp113.750.902.800. Bantuan sosial Disabilitas untuk 275 jiwa denga nilai bantuan sebesar Rp825.000.000. Bantuan sosial Lanjut Usia untuk 78 jiwa dengan nilai bantuan sebesar Rp156.000.000. 

PKH merupakan program bantuan sosial bersyarat yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial sejak 2007. Program semacam ini secara internasional dikenal sebagai program Conditional Cash Transfers (CCT) atau program Bantuan Tunai Bersyarat.

Program ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial, mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dalam jangka pendek, serta memutus rantai kemiskinan dan kesenjangan dalam jangka panjang. 

Sasaran PKH adalah komponen kesehatan terdiri atas ibu hamil dan balita, komponen pendidikan yaitu anak usia sekolah dari SD--SMA, penyandang disabilitas berat dan lanjut usia di atas 70 tahun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES