TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kreativitas masyarakat Desa/Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk meningkatkan perekonomian dan mempertahankan eksistensi kebudayaan lokal patut diacungi jempol.
Tiap malam Minggu, warga setempat rutin menggelar bazaar di jalan raya Pasar Licin untuk mempromosikan aneka ragam kuliner, kerajinan, dan produk lokal yang mereka miliki. Kegiatan bertajuk Sabtu Malam Bazaar (Tumbaz) itu dikemas apik dengan tatanan layaknya pameran. Untuk menarik minat pengunjung, panitia juga rutin menampilkan hiburan kesenian rakyat.
“Malam ini kita tampilkan kesenian Kuntulan Caruk,” ujar Asmad Sugiyanto (35), ketua pelaksana, Sabtu malam, (8/4/2017).
Dua grup Kuntulan yang tampil merupakan kesenian milik warga setempat. Makin meriah, sebagai pembuka, kesenian barongan anak-anak ditampilkan terlebih dahulu. Yang membuat acara ini lebih luar biasa, seluruh biaya murni ditanggung warga dengan iuran sukarela dan bantuan dari pihak sponsor.
Animo penonton yang ingin menyaksikan pertunjukan sangat luar biasa. Selain warga setempat, warga sekitaran Kota Banyuwangi juga banyak yang datang.
“Suasananya asik, ramai dan menghibur,” ungkap Miswan (26), pengunjung dari wilayah Glagah, yang datang bersama temannya.
Bahkan, beberapa wisatawan asing yang hendak menuju destinasi Kawah Ijen juga terlihat menyempatkan mampir untuk menyaksikan Tumbaz.
Dampaknya, puluhan stand kuliner dan kerajinan dalam bazaar tersebut langsung ramai diserbu pengunjung. Diharapkan, Bazaar Tumbaz mampu meningkatkan perekonomian dan menjaga eksistensi kesenian yang ada di Desa Licin. Selain itu masyarakat Licin juga memang tidak ingin desanya hannya sekadar menjadi perlintasan wisatawan yang akan dan dari Kawah Ijen. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Sukmana |