Awas! "Teologi Maut" Pemonopoli Kebenaran Marak di Indonesia
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau yang populer disapa Buya Syafii mengkhawatirkan "Teologi Maut" yang dapat memonopoli kebenaran yang kini marak ada di kelompok tertentu di Indonesia.
Menurutnya, para penganut paham tersebut berani menempuh jalan ekstrem seperti mengakhiri hidup demi membela ajaran yang diyakininya benar.
"Teologi maut, berani mati karena tidak berani hidup, memonopoli kebenaran bahwa di luar kami haram. Negara tidak boleh kalah," tegasnya Buya Syafii, dalam sambutannya dalam Seminar bertema "Indonesia di Persimpangan: antara Negara Pancasila vs Negara Agama" di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (8/4/2017).
Dari itu, Buya meminta kepada penegak hukum untuk tidak membiarkan praktik intoleransi yang terjadi di Indonesia.
"Ada misleading fanatism. Karena kesenjangan begitu tajam. Kelompok sempalan yang ingin ganti Pancasila ini kecil, tapi bersuara lantang, harus dihadapi, aparat harus jeli, harus punya kepekaan," katanya.
Lebih lanjut Buya mengatakan, bahwa Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) telah membina lebih dari 1.000 orang penganut radikalisme. Namun, menurut dia, program itu tidaklah efektif.
"Tidak akan efektif selama nilai-nilai Pancasila di bawah tidak turun ke bumi," ucap Buya Syafii.
Dalam kesempatan itu juga, Buya mengaku lelah melihat konflik horizontal yang terjadi Indonesia. Masyarat yang sebagian besar muslim, telah saling menghujat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |